Jepang Kebanjiran Wisatawan di 2024 karena Yen Melemah, Beberapa Daerah Malah Rasakan Dampak Negatif
Rabu, 15 Januari 2025 -
MerahPutih.com - Tahun 2024 menjadi tahun emas bagi pariwisata Jepang. Negara Sakura ini berhasil menyambut lebih dari 36,8 juta wisatawan, meningkat drastis dari 32 juta pada 2019 dan 25,07 juta pada 2023.
Menurut data resmi Japan National Tourism Organization, pengeluaran wisatawan asing melonjak 53 persen menjadi 8,14 triliun yen (sekitar Rp 770 triliun). Kenaikan ini dipicu oleh melemahnya nilai yen yang mencapai titik terendah dalam 40 tahun terakhir terhadap dolar AS, demikian seperti dilaporkan Aljazeera, Rabu (15/1).
Meskipun lonjakan wisatawan memberikan dorongan ekonomi bagi Jepang, beberapa daerah mulai merasakan dampak negatif. Kyoto, salah satu tujuan wisata paling populer, mengumumkan kenaikan pajak akomodasi hingga 10.000 yen (sekitar Rp 1 juta lebih) per malam untuk mengatasi kekhawatiran over-tourism.
Wali Kota Kyoto, Koji Matsui, menyatakan bahwa pendapatan dari pajak tersebut akan digunakan untuk memperbaiki infrastruktur seperti jalan dan jembatan.
Baca juga:
Putri Aiko Berusia 23 Tahun, Masa Depannya di Keluarga Kekaisaran Jepang Masih 'Gelap'
Beberapa munisipalitas Jepang lainnya juga mengusulkan langkah-langkah untuk mengatasi keluhan tentang infrastruktur yang terbebani dan wisatawan yang tidak menghormati budaya lokal. Salah satunya adalah larangan memasuki gang-gang di distrik Gion, Kyoto, karena laporan tentang wisatawan yang mengganggu geisha.
Kota-kota lain di Jepang juga telah mengusulkan tindakan untuk mengatasi keluhan tentang infrastruktur yang rusak dan wisatawan yang tidak sopan.
Pada bulan Juni, wali kota Himeji, Hideyasu Kiyomoto, menimbulkan kehebohan ketika ia mengatakan akan mempertimbangkan untuk mengenakan biaya kepada orang asing enam kali lipat dari penduduk lokal untuk memasuki kastil kota yang terdaftar di UNESCO tersebut.
Meskipun ada lonjakan kedatangan, Jepang masih menerima jauh lebih sedikit wisatawan per kapita dibandingkan tujuan wisata utama seperti Prancis, Italia, dan Spanyol. (ikh)