Muhammadiyah: Kunjungan Raja Salman Tidak Picu Kelompok Radikal

Rabu, 01 Maret 2017 - Zulfikar Sy

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, tidak perlu ada kekhawatiran adanya penguatan kelompok radikal di tanah air seiring kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia.

"Dari sisi kerja sama pendidikan, ada kekhawaitiran kehadiran Raja Salman ini memperkuat kelompok radikal di Indonesia. Saya pikir itu kekhawatiran yang berlebihan," kata Mu'ti di Jakarta, Rabu (3/1).

Ia mencontohkan, sejauh ini terdapat beasiswa pendidikan pemerintah Saudi yang dimanfaatkan pelajar Indonesia untuk menempuh studi di berbagai lembaga pendidikan negara kaya minyak itu.

Akan tetapi, katanya, pelajar Indonesia tidak lantas menganut paham Islam aliran Salafi atau Wahabi usai menamatkan studi di Saudi. Justru, pelajar Indonesia yang mendapat beasiswa studi di Saudi tetap saja menganut madzhab Syafi'i.

"Tidak kemudian setelah studi di sana menjadi penganut Salafi atau Wahabi. Maka jangan ada kekhawatiran berlebihan terkait kunjungan ini," katanya.

Menurut Mu'ti, Indonesia dan Saudi memiliki persoalan yang sama terkait tantangan menghadapi radikalisme dan terorisme. Dua negara berpenduduk mayoritas Muslim ini beberapa kali mengalami serangan orang atau kelompok terorisme.

Dengan menepis kekhawatiran terkait kunjungan Raja Salman, Mu'ti berharap kunjungan orang nomor satu Saudi itu akan memperkuat kemitraan strategis dua negara dalam beragai kerja sama seperti ekonomi, pendidikan dan lainnya yang relevan.

Berita lain terkait kunjungan Raja Salman ke Bali baca juga: Ini Alasan Raja Salman Pilih Bali Sebagai Destinasi Liburan

Sumber: ANTARA

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan