Menjaga Keuangan Tetap Aman di Masa Pandemi COVID-19
Kamis, 16 April 2020 -
PANDEMI virus Corona membawa begitu banyak perubahan dalam gaya hidup masyarakat. Mulai dari perubahan ritme kerja, belajar, hingga perencanaan keuangan. Dengan berbagai perubahan tersebut, cara pandang kita pun harus mulai berubah.
"Pandemi Corona membuat tren spending bergerak. Jika sebelumnya lebih banyak dialokasikan untuk hiburan kini kembali ke pemenuhan bahan-bahan pokok," ucap Pakar Perencanaan Keuangan dan Vice President of Risk dari Pintek, Aries Purwo Dilliarso.
Baca juga:
Sering Bokek, Zodiak Berikut Miliki Manajemen Keuangan Terburuk

"Ekonomi sedang melambat (tidak sampai berhenti) artinya kita masih bisa hidup tetapi harus bisa diatur," lanjutnya lagi.
Agar tetap bisa bertahan di tengah situasi tak menentu ini, Aries mengungkapkan langkah-langkah perencanaan keuangan yang perlu dilakukan. "Di saat krisis seperti saat ini hal pertama dan utama adalah jangan panik," ucapnya. Menurutnya, ketika kita bisa berpikir tenang kita bisa membaca situasi ke depannya dan mulai menyusun rencana ke depan.
Baca juga:
Artis Hollywood Ini Banting Stir Jadi Perawat Untuk Tangani COVID-19
Dalam menyusun rencana, perhatikan profil pekerjaan yang kita jalani. "Lihat kembali apakah pekerjaan kita memiliki resiko tinggi atau tidak karena impact nya bisa beda-beda," tuturnya. Setelah menyusun rencana, mulailah untuk mengatur prioritas. Prioritas tersebut terkait dengan pemenuhan kebutuhan pokok, pemenuhan kebutuhan sekolah anak selama sekolah dari rumah, dan lain-lain.
Sebagai seorang praktisi keuangan, Aries juga menganjurkan untuk menyiapkan dana darurat. "Fenomena ini punya dampak besar di berbagai sektor salah satunya sektor ekonomi jadi usahakan untuk menyiapkan dana darurat," jelasnya.
Jumlah dana darurat harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga. Dana darurat yang harus tersedia bagi yang sudah berkeluarga sebesar 12 kali dari pengeluaran bulanan. Sementara untuk yang masih lajang sebesar enam kali lipat dari pengeluaran bulanan. "Dana darurat bentuknya cash agar bisa dipakai sewaktu-waktu dibutuhkan," jelasnya.
Di masa pandemi seperti saat ini, penting untuk tidak memiliki hutang piutang yang sifatnya konsumtif. "Kalau terlanjur punya tanggungan hutang, coba untuk dikomunikasikan. Pemerintah sudah minta lembaga keuangan memberi keringanan pembayaran, manfaatkan itu," sarannya. Atur sedemikian rupa agar cash flow tetap lancar.
Supaya rencana keuangan berjalan dengan baik, praktisi pendidikan, Najeela Shihab menyarankan para orang tua untuk mengajak anak diskusi tentang manajemen finansial. "Ada atau tidak ada pandemi ini, financial literacy adalah kompetensi esensial di rumah," tegasnya.

"Pasti ada perubahan di pola konsumsi saat anak di rumah misalnya biaya untuk kuota internet dan lain sebagainya. Ajak anak untuk membuat anggaran bersama," sarannya. Diskusi tersebut bisa meliputi jumlah kuota internet yang diperlukan saat belajar dari rumah, makanan yang dikonsumsi (apakah masak sendiri atau beli di luar), hingga uang jajan anak.
"Kalau masak di rumah, ajak anak buat perincian harga bahan-bahan masakan. Sementara untuk uang jajan, tanyakan apakah uang tetap diberikan seperti biasa atau hendak di tabung. Seandainya di tabung bahas juga akan digunakan untuk apa uang tersebut, apakah untuk membeli mainan atau di donasikan. Intinya setransparan mungkin," ungkapnya.
"Jika dalam perjalanannya ternyata ada kekurangan, bisa di review bersama," cetusnya. Menurut Najeela, dengan mengajak anak berdiskusi, anak lebih bisa bertanggungjawab dengan keuangannya. Hal tersebut juga bisa menjadi sarana bonding antara ibu dan anak. (avia)
Baca juga:
Instagram @mas_fotokopi Ajak Pelaku Coffeshop Jalankan Tiga Inisiatif Keren Ini