Menilik Upacara Keharmonisan 'Tepuk Tepung Mawar' dari Riau

Jumat, 08 November 2024 - Ananda Dimas Prasetya

MerahPutih.com - Upacara Tepuk Tepung Mawar adalah salah satu tradisi budaya yang khas dari Provinsi Riau, Indonesia. Upacara ini merupakan bagian dari warisan budaya Melayu yang sarat dengan nilai-nilai spiritual dan simbolisme.

Meskipun seringkali dianggap sebagai salah satu tradisi yang lebih misterius dan terpelihara dengan baik, Tepuk Tepung Mawar memiliki akar sejarah yang dalam dan berkaitan erat dengan kehidupan sosial dan kepercayaan masyarakat Melayu di Riau.

Baca juga:

Tarian Sakral Sarat Mistis di Tari Rentak Bulian dari Riau

Dikutip dari berbagai sumber, nama ‘Tepuk Tepung Mawar’ mengacu pada dua elemen utama dalam upacara ini: tepuk yang berarti tepukan atau pukulan, dan tepun yang merujuk pada tepung mawar, bahan yang digunakan dalam upacara tersebut. Tepung mawar, yang terdiri dari campuran tepung beras dan kelopak bunga mawar, memiliki makna simbolik yang mendalam dalam kebudayaan Melayu.

Bunga mawar sendiri dianggap sebagai simbol keindahan, cinta, dan keharmonisan. Sementara tepung sebagai bahan dasar menunjukkan kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu yang sangat terhubung dengan alam sekitar.

Baca juga:

Ada Pengaruh dari Timur Tengah, Tari Zapin Riau Tampilkan Keindahan Gerakan

Upacara ini memiliki ritual khas yang dilakukan dengan tepukan atau pukulan pada tepung mawar yang sudah dipersiapkan di dalam wadah tertentu, biasanya dalam sebuah upacara adat.

Pukulan atau tepukan tersebut dilakukan sebagai bentuk doa, harapan, atau pengharapan akan keberkahan, keselamatan, dan kesejahteraan bagi keluarga atau masyarakat yang terlibat.

Baca juga:

Mengenal Keindahan Pakaian Adat 'Teluk Belanga' Khas Riau

Dengan melibatkan tepung mawar dan tepukan yang penuh harapan, tradisi ini mencerminkan nilai-nilai spiritual, sosial, dan kebersamaan yang mendalam.

Meskipun tantangan dalam pelestariannya ada, upacara ini tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Riau, yang mengingatkan kita akan pentingnya menjaga tradisi dan kearifan lokal dalam kehidupan modern. (far)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan