Mengintip Kebaikan Habib Husein di Masjid Luar Batang

>Berada di Utara Jakarta, berdiri sebuah bangunan masjid yang cukup kokoh. Masjid tersebut dianggap salah satu masjid tertua karena dibangun pada tahun 1739 yang sebelumnya hanya sebuah surau kecil.

>Masjid tersebut bernama Masjid Luar Batang, masjid yang sempat ramai diperbincangkan di tahun 2016 karena kawasan di sekitar Masjid Luar Batang mendapat wacana penggusuran oleh Pemprov DKI.

>Namun dibalik itu semua, Masjid yang dulunya bernama An Nur ini menyimpan segudang sejarah. Saat itu terdapat seorang pemuda yang berasal dari Yaman Selatan, Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus yang datang melalui pelabuhan Sunda Kelapa.

>Habib Husein dikenal santun, sejak pertama kedatangannya di tanah Betawi, ia tak pernah meninggalkan salat, termasuk di pinggir jalan. Kebiasaan yang mengagumkan itu membuatnya cepat dikenal oleh banyak masyarakat.

>Di tengah kemasyhurannya itu, Habib Husein lalu membuat surau di sebuah perkampungan baru dekat dengan pelabuhan. Setiap malam banyak yang datang ke surau tersebut hanya sekadar belajar ilmu agama kepada Habib Husein.

>Ada pula cerita tentang kebaikan hati Habib Husein terhadap buronan VOC bernama Ne Bok Seng. Buronan tersebut merupakan pemuda keturunan Tionghoa yang kabur karena tak mau dihukum mati. Kala itu, Habib Husein berusaha melindunginya dari penangkapan VOC.

>Ne Bok Seng akhirnya tinggal bersama Habib Husein. Melihat kebaikan yang luar biasa itu, Ne Bok Seng memutuskan untuk memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Abdul Qadir.

>Kini, Masjid Luar Batang menjadi catatan sejarah mengenai kisah hidup Habib Husein. Saking dihormatinya, banyak pula pengunjung dari Mancanegara yang datang untuk berziarah.

>Menjelang akhir Ramadan ini mungkin Masjid Luar Batang bisa menjadi salah satu tujuan wisata religi bagi Anda. Selain bisa membuat Anda lebih dekat dengan Sang Pencipta, Anda bisa mempelajari kebaikan Habib Husein dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

>Selain artikel ini Anda juga bisa baca Masjid Kali Pasir, Saksi Bisu Toleransi Antar Umat Beragama