Menelisik Sejarah Taman Tino Sidin

Kamis, 16 Maret 2017 - Widi Hatmoko

Taman Tino Sidin yang berlokasi di Taman Tirto, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta merupakan salah destinasi wisata edukasi . Meskipun tempat ini belum lama berdiri, namun sudah dikenal luas.

Sejarah berdirinya Taman Tino Sidin tak terlepas dari angan-angan sang empu, Pak Tino Sidin. Di masa hidupnya, Ia ingin memiliki taman seperti Taman Ismail Marzuki.

"Kalau ada Taman Ismail Marzuki, maka saya bikin Taman Tino Sidin," kata Tino Sidin, seperti tercatat di dalam museum Taman Tino Sidin.

Selanjutnya, keinginan itu mendapat tanggapan positi dari pemerintah. Sampai pada akhirnya, museum bertema taman ini resmi dibuka pada 4 Oktober 2014. Peresmiannya dilakukan oleh Mendikbud kala itu, Mohammad Nuh. Dalam peresmiannya, dilakukan juga peluncuran buku "Tino Sidin: Guru Gambar dan Pribadi Multi Dimensional".

Prasasti tanda diresmikannya Taman Tino Sidin (MP Fredy Wansyah)

Tak hanya sampai di situ, pada tahun 2015, pemerintah melalui Kemendikbud memberi bantuan untuk revitalisasi bangunan. Sejak itulah, Taman Tino Sidin menjadi lebih layak sebagai destinasi wisata edukasi, seperti tampak saat ini.

Tino Sidin merupakan Pujakusuma alias Putra Jawa kelahiran Sumatera. Ia lahir pada 25 November di Tebingtinggi, Sumatera Utaran dan wafat pada tahun 1995 di usia 70 tahun.

Kariernya diawali sebagai pegawai Kementerian Penerangan Jepang, tahun 1944-1945. Kemudian menjadi Polisi Tentara (sekarang Polisi Militer) di Sumatera 1945 dan guru menggambar di SMP Tebingtinggi 1945. Ia pun aktif sebagai Tentara Pelajar Brigade 17, tahun 1946-1949. Kemudian menjadi Guru Taman Siswa di Tebingtinggi, tahun 1950-1952.

Koleksi lukisan Pak Tino Sidin (MP/Fredy Wansyah)

Ia juga aktif sebagai Ketua Palang Merah Remaja di Langkat dan Ketua ASRI di Binjai, tahun 1953-1957. Tino pun sempat menjadi Sekretaris Veteran di Deli Serdang, tahun 1958-1959. Lalu menjabat Ketua Pusat Latihan Lukis Anak (PLLA) dan Acara Gemar Menggambar TVRI Yogya, tahun 1969-1977.

Kemudian ia juga aktif sebagai Penatar Guru Gambar SD Seluruh Indonesia, tahun 1980-1981, seraya tampil sebagai pengasuh Acara Gemar Menggambar TVRI Pusat (1978), mengajarkan gambar di Pasar Seni, Ancol, dan memimpinan Taman Tino Sidin, Surabaya dan Yogyakarta.

"Cita-cita bapak agar Taman Tino Sidin nyata ada, berkembang, dan bermanfaat sampai sskarang masih menjadi harapan besar keluarga," kata Titik Sidin, anak bungsu Tino Sidin, saat berbincang dengan merahputih.com.

Artikel ini berdasarkan liputan Fredy Wansyah, kontributor merahputih.com yang bertugas di wilayah DI Yogyakarta dan sekitarnya. Untuk mengikuti artikel tentang wisata lain di Daerah Istimewa Yogyakarta, baca juga: Penambahan Spesies Kepiting di Kawasan Wisata Hutan Mangrove Baros

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan