Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak

Kamis, 20 Februari 2025 - Ananda Dimas Prasetya

Merahputih.com - Tradisi Bau Nyale menjadi agenda tahunan yang mengundang minat pengunjung pariwisata saat mengunjungi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Tradisi Bau Nyale telah berlangsung sejak zaman dahulu, berlangsung selama tanggal 20 bulan ke 10 menurut kalender suku Sasak. Atau bertepatan juga pada bulan Februari berdasarkan perhitungan Masehi.

Tradisi Bau Nyale diambil dari bahasa suku Sasak. Kata Bau yang artinya menangkap, sedangkan Nyale merupakan nama sejenis cacing laut. Sehingga diartikan sebagai tradisi menangkap Nyale yang ada di laut.

Baca juga:

Bertarung Unjuk Kejantanan dan Uji Keberanian Lewat Seni Bela Diri Karaci Khas NTB

Tradisi Bau Nyale menjadi terkenal dan berkembang pesat karena legenda di baliknya. Disebutkan ada seorang putri kerajaan dengan paras cantik bernama Putri Mandalika.

Sebagai sosok besar dari Gumi Sasak, kecantikan luar biasa yang dimilikinya tersohor ke seluruh negeri. Karena itu, banyak pangeran dari berbagai kerajaan menaruh rasa dan bersaing untuk bisa meminangnya.

Namun, Putri Mandalika tidak mau memilih salah satu dari mereka, karena khawatir terjadi pertumpahan darah.

Jadilah ia melompat ke laut dan menjelma menjadi seekor cacing alias Nyale. Alasan dia berubah menjadi Nyale supaya semua orang mendapatkan dirinya.

Baca juga:

Merawat Empati Lewat Tradisi Begawe Nyiwak khas NTB

Orang suku Sasak menyakini tradisi Bau Nyale ini sangat krusial dan penting. Bau Nyale mengajarkan tentang apa yang dinamakan kesabaran, pengorbanan, menghindari pertikaian menjunjung perdamaian. Termasuk keseimbangan ekosistem laut.

Biasanya memburu Nyale dilakukan dini hari. Pada musimnya Nyale, ia hanya keluar saat waktu dini hari jika lebih dari itu dia tak akan muncul ke permukaan.

Waktu yang singkat itu dimanfaatkan masyarakat. Mereka rela bermalam dekat dengan pantai untuk menyusuri Bau Nyale lebih awal di mana momen-momen Nyale yang berlimpah di laut.

Adapun pilihan pantai yang biasa dikunjungi masyarakat mengincar Nyale adalah pantai selatan Lombok seperti Pantai Seger Kuta Lombok, Tanjung Aan, Kaliantan dan daerah selatan lainnya. Di sana waktu muncul Nyale biasanya keluar antara pukul 04.00 pagi sampai pukul 06.00 WIB. (Tka)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan