Menbud: Indonesia Pegang Peran Penting Narasi Besar Evolusi Manusia

Jumat, 27 Desember 2024 - Hendaru Tri Hanggoro

MerahPutih.com - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu peradaban tertua di dunia.

Dalam pembukaan pameran bertajuk “Indonesia, The Oldest Civilization on Earth? 130 Years After Pithecanthropus Erectus” di Museum Nasional, Jakarta, Zon mengungkapkan kebanggaan atas penemuan fosil Pithecanthropus erectus oleh Eugène Dubois di tepian Bengawan Solo pada tahun 1894.

“Penemuan ini bukan sekadar peristiwa besar dalam sejarah ilmu pengetahuan; ini adalah pencapaian transformasional yang menegaskan peran Indonesia sebagai bagian penting dalam narasi besar evolusi manusia,” ujar Fadli Zon, seperti dikutip Antara (26/12).

Baca juga:

Raker Perdana Mendikdasmen, Mendiktisaintek, dan Menbud dengan Komisi X DPR

Indonesia, dengan situs arkeologi seperti Sangiran, Trinil, dan Ngandong, menyimpan koleksi fosil manusia purba terbesar di Asia Tenggara.

Dari seluruh temuan Homo erectus di dunia, 60 persen berada di tanah Jawa. Fosil-fosil ini, berusia lebih dari 1,5 juta tahun, menempatkan Indonesia sebagai pusat adaptasi dan inovasi manusia purba.

“Penemuan-penemuan ini membuka mata dunia bahwa tanah air kita memegang peran tak tergantikan dalam narasi besar evolusi manusia. Kawasan Nusantara adalah salah satu pusat peradaban purba yang terkaya dan paling kompleks di dunia, yang sangat penting dalam memahami asal-usul umat manusia," lanjut Zon.

Fadli Zon juga menantang generasi muda Indonesia untuk menjadikan warisan ini sebagai inspirasi masa depan.

“Fosil-fosil ini menunjukkan bahwa wilayah Nusantara adalah laboratorium alami, ruang hidup manusia purba untuk belajar bertahan hidup, beradaptasi, dan berinovasi,” katanya.

Baca juga:

Inggris Belum Mau Kembalikan Artefak Bersejarah RI, Fadli Zon Gencarkan Lobi

Selain fosil Pithecanthropus erectus, pameran ini menampilkan lebih dari 20 koleksi istimewa, termasuk tengkorak Homo erectus S-17 yang untuk pertama kalinya dipamerkan kepada publik.

Penemuan lain seperti fosil fauna purba Mastodon dan Stegodon menambah kekayaan cerita ekosistem awal Nusantara.

Pameran ini bukan hanya wujud nyata upaya Indonesia memperkuat kebudayaan nasional, tetapi juga sebuah ajakan untuk merayakan dan melestarikan warisan yang tak ternilai ini.

Di tengah peradaban dunia, Indonesia berdiri tegak sebagai penjaga sejarah umat manusia. (dru)

Baca juga:

Yos Suprapto Bantah Karyanya Vulgar, Tuding Fadli Zon tak Layak Jadi Menteri Kebudayaan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan