Memilih Musik yang Cocok Temani Nge-gym

Selasa, 15 Februari 2022 - P Suryo R

MUSIK tak ada matinya untuk mendorong berbagai kegiatan seseorang, seperti salah satunya nge-gym. Menurut laman Askmen, pemilihan musik yang tepat yang sesuai seleranya, membantu seseorang mengangkat beban yang lebih berat.

Hal ini ternyata sudah menjadi kajian ilmiah para pakar. Mereka setuju bahwa musik dapat membantu seseorang untuk lebih baik dalam melatih otot-ototnya.

Baca Juga:

OCD Berhubungan dengan Distorsi Pikiran

olah raga
Pilih musik sesuai dengan jenis olahraganya. (Foto: Pexels/Ivan Samkov)

Penelitian yang dilakukan di Kanada di tahun 2015 menemukan bahwa memilih musik yang sesuai dengan selera, dapat memberikan peningkatan performa dan kenyamanan selama berada di gym.

Apakah hal itu kemudian berpengaruh pada jenis latihan lainnya? Misalnya kardio. Ternyata efek yang sama juga berlaku pada latihan itu, tidak hanya latihan beban saja. Pemilihan musik yang cocok sesuai selera dapat mengangkat kelelahan dan meningkatkan tingkat kenyamanan tubuh. Pada penelitian ini, partisipan menggunakan sepeda statis selama 30 menit.

Penelitian di Jepang menunjukan bahwa musik memiliki dampak pada badan ketika berolahraga. Penelitian itu menemukan bahwa musik memiliki pengaruh terhadap sistem autonomic nervous. Yakni respons tubuh yang mengarah pada keinginan berhenti atau melanjutkan.

Kemudian penelitian yang dimuat dalam Journal of Sports Medicine menuliskan bahwa mendengarkan musik selama pemanasan dan berolahraga dapat menurunkan respon kardiovaskular. Seperti tekanan darah atau detak jantung selama berolahraga.

Baca Juga:

Penggunaan Parasetamol Jangka Panjang Berpotensi Tingkatkan Tekanan Darah

olahraga
Mendengarkan musik selama pemanasan dan berolahraga dapat menurunkan respon kardiovaskular. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Sementara dalam International Journal of Sports Medicine terdapat penelitian yang menemukan bahwa musik berpotensi untuk meningkatkan jumlah massa otot.

Sayangnya menurut kritikus, yang diteliti hanya menggunakan dua grup saja. Yakni kelompok yang ditest berarti yang mendengarkan musik. Kemudian kelompok lainnya adalah control group yang tentunya tidak mendengarkan musik. Sebaiknya menempatkan kelompok ketiga yang mendengarkan musik yang tidak sesuai dengan keinginannya atau musik buruk di telinga mereka.

Memilih musik untuk berolahraga di gym tentunya yang sesuai dengan kesukaan seseorang atau playlist yang menjadi favoritnya. Kemudian menurut para peneliti, seseorang harus mencocokan anata kecepatan musik dengan intensitas olah raganya. Ambil contoh bila ingin berolahraga dengan kecepatan, sebaiknya mengambil musik yang cepat.

Bila ingin berlatih angkat beban dengarkan musik yang lebih berat, akan membantu mengangkat beban sesuai keinginan. Untuk latihan kardio, sesi pendinginan dan sejenisnya sebaiknya musik yang lebih ringan dan santai. (psr)

Baca Juga:

Waspadai GERD, Berpotensi Menimbulkan Kanker

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan