Melanie Subono Tantang Publik Indonesia Boikot Produk Sinarmas
Jumat, 09 Oktober 2015 -
MerahPutih Artis - Hingga kini kasus kebakaran hutan dan lahan di pulau Sumetera masih menyita perhatian publik di tanah air. Bencana kabut asap yang terjadi di beberapa Provinsi di Pulau Sumatera membuat sibuk banyak orang, tidak terkecuali Presiden Joko Widodo.
Bahkan bencana asap yang terjadi sudah memakan banyak korban. Puluhan ribu orang teserang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA), selain itu tersiar kabar beberapa bayi meninggal karena kepulan asap yang terus terjadi sepanjang hari.
Kondisi Pulau Sumatera yang dikepung asap membuat prihatin banyak pihak tidak terkecuali artis sekaligus aktivis wahana lingkungan hidup (Walhi) Melanie Subono.
Melanie juga menuding kebakaran hutan yang terjadi di Pulau Sumatera karena ulah beberapa perusahaan perkebunan yang terlibat pembakaran hutan dan lahan. Mereka bisa beroperasi di Pulau Sumatera karena mengantongi izin pemerintah pusat dan daerah.
"Itu kan salah pemerintah, karena sudah berikan izin tapi tidak lakukan monitoring," katanya dalam sebuah aksi unjuk rasa solidaritas 'Gerakan Aksi Moral #Melawan Asap di jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (9/10).
Perempuan yang lahir di Hamburg, Jerman pada tanggal 20 Oktober 1976 juga mengecam pemerintah pusat yang terkesan menutup mata dengan tidak melakukan tindakan tegas kepada perusahaan-perusahaan perkebunan yang dituding terlibat pembakaran hutan dan lahan. Salah satunya adalah PT. Sinarmas.
Ia membandingkan publik Singapura berani melakukan reaksi keras dengan memboikot semua produk PT. Sinarmas. Aksi mereka dipicu karena kabut asap yang terjadi di Indonesia meluas hingga masuk ke Singapura.
"Kayak sinarmas. Hari ini Singapura ngeboikot semua produk sinarmas, terus Indonesia? Asik-asik kita masih belanja. Gua aja bisa nyebut nama," tandas Melanie.
Pada bencana kabut asap ini Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat lebih dari 15 bayi terserang ISPA dengan lima diantaranya dinyatakan telah meninggal.
Selain itu, pihak kepolisian telah menetapkan 223 tersangka yang dianggap terlibat kasus pembakaran dengan 12 tersangka korporasi dan 211 tersangka perorangan.
Pihak Kementerian Luar Negeri saat ini menyatakan telah ada lima negara seperti Tiongkok, Rusia, Australia, Malaysia dan Singapura yang akan membantu indonesia untuk menangani bencana tersebut. (yni)
Baca juga: