Meghan Markle Jadi Anggota Kerajaan Pertama yang Ikut Pilpres AS
Rabu, 04 November 2020 -
MEGHAN Markle dikabarkan turut memberikan suaranya dalam pemilihan presiden AS di 2020 ini. Dalam setiap penampilan publiknya selama beberapa bulan terakhir, Duchess of Sussex itu memang sudah mendorong warga untuk menggunakan hak pilihnya. Saat harinya tiba, ia membuktikan bahwa desakannya itu bukan hanya sekadar kata-kata belaka.
Melansir laman People, sebuah sumber yang dekat dengan Pangeran Harry dan Meghan Markle membenarkan bahwa memang Markle ikut menyuarakan pilihannya pada pilpres AS 2020.
Namun, sumber tersebut tidak memberi tahu apakah Markle akan menggunakan hak suaranya di awal atau memilih secara langsung di dekat rumahnya di Santa Barbara, California.
Baca juga:
Pangeran Harry dan Meghan Markle Bantah Bintangi Reality Show Netflix
Hal ini membuat Meghan Markle menjadi orang pertama dari keluarga modern kerajaan Inggris yang ikut pilpres AS. Sebelumnya, meski Wallis Simpson, Duchess of Windsor juga merupakan orang Amerika, tak ada yang tahu apakah dia menggunakan suaranya dalam pemilihan presiden atau tidak.
"Setiap empat tahun, kami diberi tahu 'ini adalah pemilihan paling penting dalam hidup kami'. Tapi yang satu ini. Saat kita memilih, nilai-nilai kita diterapkan dan suara kita didengar," ungkap Markle saat tampil di acara khusus ABC untuk memperingati edisi tahunan majalah Time ke-100 pada September 2020.
Berbeda dengan istrinya, Pangeran Harry mengatakan ia tidak akan memilih karena dia bukan warga negara AS dan memang tidak pernah melakukannya seumur hidupnya.
"Pemilu ini, saya tidak akan dapat memberikan suara di AS. Tetapi banyak dari anda mungkin tidak tahu bahwa saya belum memberikan suara di Inggris sepanjang hidup saya," kata putra kedua Pangeran Charles itu. Namun dia tetap mendorong orang untuk menggunakan hak pilihnya.
Hal ini berkaitan dengan hukum kerajaan Inggris yang mengharuskan setiap anggotanya untuk tetap netral dan tidak terlibat dalam urusan politik. Sebab meski tidak dilarang oleh undang-undang, pandangan politik dianggap tidak konstitusional bagi keluarga kerajaan.
Baca juga:
Punya Pengaruh Besar, Meghan Markle Justru Menghindari Media Sosial
Meski demikian, seorang teman dari keduanya mengonfirmasi bahwa baik Meghan Markle dan Pangeran Harry sudah mengawasi jalannya pemilihan dengan cermat selama beberapa waktu.
Keduanya sangat tertarik dan menantikan hasilnya. Sayangnya pembicaraan tentang politik ini membuat pasangan suami istri itu banyak mendapat kecaman.
Mengutip laman Insider, pada Agustus 2020 beberapa orang mulai meminta Ratu Elizabeth II untuk mencabut gelar kerajaan Markle setelah dia mendorong orang Amerika untuk memilih. Di antaranya ialah Piers Morgan dan dua politisi Inggris.
"Mereka tidak bisa tetap menjadi bangsawan dan berbicara tentang pemilihan asing dengan cara partisan yang berani," cuit Morgan di Twitter. Tak hanya itu, Morgan juga menyuarakan keprihatinannya mengenai omongan pangeran Harry tentang politik Amerika padahal dirinya bukanlah warga negara AS.
Terlepas dari kritik yang diterima pasangan tersebut karena membicarakan pemilihan AS, mereka bukan bangsawan pertama yang melanggar protokol dan vokal tentang urusan politik. Pada 2003 silam, setelah melihat jumlah pemilih yang rendah di Wales, sang Ratu langsung angkat bicara.
"Saya berbagi keprihatinan anda bahwa kita harus mendorong semua rakyat untuk menggunakan hak mereka untuk memilih. Ini adalah tantangan nyata sekarang di hadapan kita semua," ungkapnya.
Begitu pula dengan kakak kandung Pangeran Harry. Dalam kunjungan ke Lake District setahun lalu, Pangeran William bertanya kepada para peternak domba mengenai Brexit. (sam)
Baca juga:
Peserta America’s Got Talent Dibuat Tak Berkutik oleh Video Meghan Markle