Megawati Didukung Jadi Ketum, Sukarno Masih Figur Sentral PDIP

Selasa, 07 April 2015 - Fredy Wansyah

MerahPutih Politik - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) secara resmi telah memutuskan kembali mengangkat Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum DPP PDIP periode 2015-2020. Keputusan tersebut akan dikukuhkan secara resmi melalui Kongres PDIP di Bali pada tanggal 8-12 April 2014. (BacaHingga 2020, Megawati Didukung Jawat Pimpinan PDIP)

Menanggapi hal tersebut, pemikir politik IndoStrategi Andar Nubowo melihat bahwa PDIP belum bisa lepas dari pengaruh dan figur Sukarno sentris. Hal tersebut dibuktikan dengan masih menonjolnya pengaruh Megawati dalam partai berlambang banteng dengan moncong putih.

"Sukarno adalah figur sentral. Ketokohan trah Sukarno sampai saat ini belum ada yang bisa tandingi," kata Andar saat dihubungi Merahputih.com, Selasa (7/4).

Aktivis pemuda Muhammadiyah ini menambahkan, meskpiun dalam tubuh PDIP ditemukan sejumlah kader dengan kemampuan manajerial dan kepemimpinan mumpuni, semisal Joko Widodo dan Ganjar Pranowo, kedua politikus tersebut tidak mempunyai garis keturunan ideologis dengan Presiden Sukarno.

"Ini yang jadi masalah. Banyak kader potensial di PDIP tapi bukan keturunan biologis bung Karno," cetus Andar. (BacaMiliki Trah Sukarno, Puan Layak Jabat Waketum PDIP)

Masih kata Andar, dalam kondisi demikian sangat sulit mengatakan bahwa PDIP adalah partai modern. Sebab partai yang kini menjadi partai penguasa masih mengandalkan figur ketimbang melakukan kaderisasi serius.

Figur, lanjut Andar akan semakin memudar seiring dengan berjalannya waktu, terlebih saat ini figur yang dinilai sebagai pemersatu PDIP, Megawati Soekarnoputri sudah tidak lagi muda. Pada tahun 2020 mendatang Puteri Bung Karno tersebut akan berusia 73 yahun.

"Ini kan jadi masalah serius. Bagaimana nasib PDIP pasca peninggalan ibu Mega? Inilah persoalan utama yang harus dipikirkan PDIP," tandas Andar. (bhd)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan