Masjid Lautze 2 Bandung, Perpaduan Budaya Islam Tionghoa
Minggu, 12 Juni 2016 -
MerahPutih Wisata - Mesjid Lautze 2 Bandung didirikan pada tahun 1997 di Jalan Tamblong Bandung No. 27. Mesjid ini didirikan di atas lahan sewa yang sebelumnya merupakan toko buku. Pada tahun 2007 mesjid ini direnovasi sehingga menjadi bentuk yang terlihat seperti sekarang.
Mesjid Lautze ini bergaya arsitektur China Modern. Mesjid Lautze dibangun di atas lahan berukuran 7 x 6 meter persegi. Secara umum mesjid Lautze sama dengan mesjid lainnya dari segi fungsi maupun isi ruangannya. Selain dipakai untuk ibadah sehari-hari, mesjid ini dipakai untuk ibadah Shalat Jum’at dan juga kegiatan lain seperti pengajian, pendampingan Muallaf etnis Tionghoa, bahkan juga kegiatan kreatif seperti pelatihan kaligrafi Arab dan China.
Berdirinya mesjid ini tidak terlepas dari cerita sukses Haji Karim Oei (1905-1988), seorang Tionghoa Muslim yang bersahabat dekat dengan Bung Karno.
“Jejak rekamnya yang sangat baik dalam dunia ekonomi, politik, dan religi menyebabkan para petinggi dari ormas Islam di Indonesia mengusulkan untuk mendirikan Yayasan atas nama Haji Karim Oei. Yayasan ini kemudian diteruskan oleh Haji Ali Karim, salah satu keturunan Haji Karim Oei”. Jelas Jesselyn, Humas Mesjid Lautze Bandung.
Yayasan Haji Karim Oei (Oei dibaca Ui) berpusat di Jakarta. Yayasan ini hanya memiliki 2 mesjid, yaitu di Jakarta dan di Bandung. Di Bandung, pengurus mesjid ini berasal dari etnis Tionghoa dan etnis Sunda. Berdirinya mesjid ini adalah untuk kebutuhan peribadatan umat islam secara umum seperti shalat maupun pengajian keislaman.
“Dilihat dari sejarahnya, Haji Karim Oei ini sendiri mendirikan wadah untuk menjembatani antara warga Tionghoa muslim dengan pribumi. Sehingga sampai sekarang pihak kita sangat terbuka menerima kedatangan orang yang akan beribadah di mesjid ini”. tutur Jesselyn.
Jika Anda penasaran ingin beribadah di mesjid ini jangan sungkan untuk masuk dan bersilaturahmi dengan warga sekitar mesjid. (Zal)
BACA JUGA: