Market Kripto Bergerak Optimistis di Tengah Inflasi

Senin, 25 Juli 2022 - Andreas Pranatalta

SEPANJANG pekan kemarin, situasi market kripto membuat hati investor lega karena bisa sedikit ambil untung, meski di bawah tekanan inflasi. Pasalnya, secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap optimistis ke zona hijau pada perdagangan seminggu ke belakang.

Berdasar data dari CoinMarketCap pada Jumat (22/7), nilai Bitcoin berada di harga USD 22.954 (sekitar Rp 343 juta) atau melonjak 11,21 persen dalam tujuh hari terakhir. Nilai Ethereum (ETH) bahkan lebih perkasa naik 30,36 persen ke USD 1.567 (sekitar Rp 23 juta) di waktu yang sama. Lalu apa yang menyebabkan market kripto bergejolak positif?

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan investor kembali menyerbu aset kripto, lantaran mereka tengah mengabaikan potensi resesi ekonomi AS. Hal serupa juga terjadi di pasar aset berisiko lainnya, yakni pasar saham AS.

"Di samping itu, investor juga ramai-ramai melakukan transaksi perdagangan di altcoin setelah memantau apiknya kinerja indeks saham AS. Pelemahan kinerja nilai dolar AS juga menambah gairah investor, meski tentu masih dibayangi sikap The Fed dengan suku bunga acuannya yang diumumkan pekan depan," kata Afid, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com, Jumat (22/7).

Baca juga:

Tetap Waspada Ketika Market Kripto Kembali Kuat

Market Kripto di Tengah Inflasi
Nilai Bitcoin melonjak 11,21 persen dalam tujuh hari terakhir. (Foto: Unsplash/Kanchanara)


Sejauh ini, Afid melihat banyak investor yakin The Fed tidak bakal terlampau agresif dalam mengerek suku bunga acuannya yang diumumkan pada hasil rapat yang berlangsung 27-28 Juli mendatang. Alhasil, investor optimistis The Fed maksimal hanya menaikkan suku bunga 75 basis poin saja dan tidak memukul market kripto.

Di samping itu, secara umum sentimen market diliputi kecemasan soal rentetan kabar buruk yang menghinggapi ekosistem kripto selama sehari belakangan. Salah satu kabar tak sedap itu muncul dari Tesla yang mengaku telah menjual Bitcoin senilai USD 963 juta (sekitar Rp 14 triliun) sepanjang triwulan lalu demi meningkatkan posisi kas perusahaan.

Kemudian, kabar mengenai platform pinjam-meminjam aset kripto, Vauld, yang sudah mengajukan proteksi dari krediturnya yang berasal Singapura. Kabar ini muncul setelah perusahaan mengumumkan penghentian sementara proses withdrawals-nya beberapa hari lalu.

Baca juga:

Market Kripto kembali Optimistis Melaju

Market Kripto di Tengah Inflasi
Situasi market kripto membuat hati investor lega karena bisa sedikit ambil untung. (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Menurut pantauan Tokocrypto, Bitcoin saat ini diperdagangkan di bawah USD 23 ribu (sekitar Rp 344 juta) dan turun hampir satu persen dalam sehari dan naik 11 persen dalam seminggu. Meski pergerakan BTC mengalami kenaikan, tapi sejauh ini masih datar atau sideways.

Sentimen bearish masih aktif di dekat USD 24.200 (sekitar Rp 362 juta) dan mendorong harga di bawah USD 23 ribu (sekitar Rp 344 juta). Pada sisi negatifnya, titik support awal ini berada di dekat USD 22.500 (sekitar Rp 337 juta). Support utama berikutnya berada di USD 22.250 (sekitar Rp 333 juta), jika sebaliknya berada di di bawahnya, harga Bitcoin bisa turun ke USD 21.200 (sekitar Rp 317 juta).

Sementara, level resistensi berada di dekat USD 23.500 (sekitar Rp 351 juta). Resistensi utama berikutnya bisa menjadi USD 24 ribu (sekitar Rp 359 juta), di atasnya harga bisa memulai kenaikan baru.

Sedangkan, harga Ethereum (ETH) masih berjuang untuk tetap di atas resistensi USD 1.600 (sekitar Rp 23,9 juta). ETH memangkas beberapa kenaikan dan turun di bawah USD 1.500 (sekitar Rp 22,4 juta). (and)

Baca juga:

The Fed Ketatkan Kebijakan Moneter, Market Kripto Kebakaran

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan