Makna Mendalam dan Sejarah dari Tari Tortor dari Sumatra Utara

Kamis, 12 Desember 2024 - Ananda Dimas Prasetya

MerahPutih.com - Tari Tortor adalah salah satu bentuk tari tradisional yang berasal dari suku Batak di Sumatra Utara, Indonesia. Tari ini memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Batak, terutama dalam upacara adat, acara keagamaan, dan perayaan lainnya.

Tortor tidak hanya sekadar tarian, tetapi juga merupakan simbol ekspresi budaya yang penuh makna dan nilai-nilai spiritual.

Dikutip dari berbagai sumber, Tari Tortor sudah ada sejak lama dan berkembang di kalangan masyarakat Batak, khususnya di wilayah Tapanuli dan sekitarnya. Nama "Tortor" sendiri berasal dari kata "tor" yang dalam bahasa Batak berarti "berputar" atau "berputar-putar", yang merujuk pada gerakan tubuh yang berputar dalam tarian ini.

Baca juga:

Tarian Sakral Sarat Mistis di Tari Rentak Bulian dari Riau

Secara historis, tari ini digunakan dalam berbagai acara penting dalam kehidupan masyarakat Batak. Salah satu peran utama tari Tortor adalah untuk mengiringi ritual-ritual adat, seperti upacara pernikahan, kelahiran, atau pemakaman.

Tortor juga digunakan dalam acara penyambutan tamu besar atau perayaan lainnya yang melibatkan elemen budaya dan keagamaan.

Meskipun berasal dari tradisi yang sangat kental dengan unsur-unsur adat, tari Tortor tidak terlepas dari pengaruh zaman. Seiring dengan perkembangan zaman, tari ini semakin dikenal di luar Sumatra Utara dan menjadi salah satu atraksi budaya yang digemari oleh banyak orang, baik di Indonesia maupun mancanegara.

Baca juga:

Mencari Jodoh Lewat Tari Nyambai, Tarian Adat Masyarakat Pesisir Lampung

Di era modern, tari Tortor tidak hanya dipentaskan dalam konteks adat dan keagamaan, tetapi juga dalam berbagai acara budaya, festival, dan pertunjukan seni.

Beberapa seniman dan kelompok tari mencoba memodernisasi tari ini dengan menambahkan elemen-elemen baru, seperti pencahayaan, desain panggung yang lebih kreatif, atau musik yang lebih kontemporer, tanpa menghilangkan esensi dari gerakan dan makna tradisionalnya. (far)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan