Makna Hari Kartini Versi Arawinda Kirana
Kamis, 21 April 2022 -
SETIAP 21 April, Indonesia memeringati sosok RA Kartini yang memperjuangkan emansipasi perempuan. Di zaman modern ini, para perempuan Indonesia mampu menorehkan prestasi di bidang masing-masing. Salah satunya ialah aktris muda Arawinda Kirana yang menjadi tokoh utama di film Yuni.
Peraih Piala Citra untuk aktris terbaik ini ingin menyuarakan agar banyak orang memahami bahwa kecantikan tidak melulu terpaku pada stereotipe tertentu, yakni kulit putih dan rambut lurus.
"Kecantikan merupakan hal yang unik, autentik, dan orisinal," kata Arawinda, dikutip ANTARA, Kamis (21/4).
Apa yang disuarakan soal standar kecantikan di tengah masyarakat selama ini terkait dengan pengalamannya sendiri. Arawinda lahir dengan kulit gelap dan rambut kering. Jauh dari standar cantik pada umumnya.
Baca juga:

Arawinda menceritakan, sebelum memenangi penghargaan aktris terbaik di Asian World Film Festival, Red Sea International Film Festival, dan Festival Film Indonesia, tidak mudah baginya untuk lolos casting. Jika dibandingkan dengan industri hiburan saat ini yang relatif lebih beragam, ia menuturkan sekitar lima tahun lalu keberagaman tak seperti sekarang.
"Dulu saya sering tidak diterima casting, tapi sekarang sudah mulai banyak pergerakan representasi bahwa semua tekstur rambut dan warna kulit punya kecantikan masing-masing," ujarnya.
Baca juga:

Nama Arawinda langsung meroket ketika pertama kali mendapat kesempatan sebagai pemeren utama dalam film Yuni arahan sutradara Kamila Andini. Prestasi film Yuni makin berkilau di kancah internasional. Aktris dengan nama lengkap Sri Arawinda Kirana Rustandi ini juga aktif menyuarakan kecantikan merupakan hal yang unik dan bereda untuk setiap individu lewat media sosial. Ia bahkan berkesempatan menjadi cover di beberapa majalah ternama.
"Ternyata orang suka dengan keunikan dan identitas individual kita," tuturnya.
Mendapat penghargaan sebagai pemeran utama di layar lebar adalah salah satu pencapaian tertingginya. Namun, itu tidak membuatnya berpuas hati. Arawinda ingin ikut berperan membantu membuat industri menjadi lebih beragam dan membuka jalan lebih lebar bagi semua orang. Uniknya lagi, Arawinda mengungkapkan mimpi utamanyna ialah berada di belakang kamera, alias menjadi sutradara atau sinematografer.
"Sebenarnya hati saya itu ada di membuat cerita, membuat visual naratif, menyuarakan mereka yang merasa tidak punya suara," kata Arawinda.
Ambisinya itu akan terukir lewat film pendidikan yang akan digelutinya di luar negeri pada September mendatang. (and)
Baca juga: