Macron Tunjuk Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Baru Prancis

Rabu, 10 September 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM — PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron menunjuk sekutu dekatnya, Sebastien Lecornu, sebagai perdana menteri baru Prancis, 24 jam setelah mosi kepercayaan menggulingkan Francois Bayrou dari jabatan kepala pemerintahan.

Lecornu, 39, termasuk salah satu favorit untuk menggantikan posisi tersebut. Ia menghabiskan tiga tahun terakhir sebagai menteri angkatan bersenjata dengan fokus pada respons Prancis terhadap perang Rusia di Ukraina.

Dalam sebuah pernyataan, Istana Elysee mengatakan Lecornu, perdana menteri ketujuh dalam masa kepemimpinan Macron, diberi tugas untuk berkonsultasi dengan partai-partai politik dengan tujuan mengadopsi anggaran Prancis berikutnya.

Mendorong pengesahan anggaran sebagai kepala pemerintahan minoritas merupakan hal yang menjatuhkan Bayrou. Oposisi kiri dan sayap kanan keras sama-sama mengecam penunjukan Lecornu. Bayrou mengunjungi presiden beberapa jam sebelumnya untuk menyerahkan pengunduran dirinya, membuka jalan bagi Sebastien Lecornu menjadi perdana menteri kelima dalam masa jabatan kedua Macron sebagai presiden.

Baca juga:

Kepala Babi Ditemukan di Beberapa Masjid Paris, Ditulisi Kata ‘Macron’



Lecornu menulis di media sosial bahwa ia diberi kepercayaan oleh presiden untuk membangun pemerintahan dengan arah yang jelas, yakni membela kemandirian dan kekuatan negara, melayani rakyat Prancis, serta memastikan stabilitas politik dan institusional demi persatuan negara.

Tugas langsungnya yakni menangani utang publik Prancis yang melonjak hingga 3,3 triliun euro awal tahun ini, atau 114 persen dari output ekonomi atau PDB negara itu. Bayrou sebelumnya mengusulkan pemangkasan anggaran sebesar 44 miliar euro, tapi keputusannya untuk membawa rencana tersebut ke mosi percaya jelas gagal. Pada akhirnya, Majelis Nasional Prancis memutuskan untuk menggulingkan pemerintahannya dengan 364 suara berbanding 194.

Penunjukan Lecornu disambut baik oleh sekutu tengah, seperti Marc Fesneau dari Partai MoDem milik Bayrou. Ia menyeru kepada semua kekuatan politik untuk mencapai kompromi demi stabilitas negara dan pemulihannya, khususnya terkait dengan anggaran.

Jean-Luc Melenchon dari kelompok kiri radikal France Unbowed tidak terkesan, mengeluh bahwa tidak ada yang berubah dan sudah waktunya Macron mundur dari kursi kepresidenan.

Ada spekulasi bahwa Macron mungkin mencoba merangkul kelompok tengah kiri untuk memperluas pemerintahan minoritasnya. Olivier Faure dari Partai Sosialis bahkan sudah menawarkan diri malam sebelumnya. Namun, segera jelas bahwa Faure tidak akan mendapat panggilan.

Edouard Philippe, perdana menteri pertama Macron (2017–2020), menilai Lecornu ialah pilihan yang tepat karena ia banyak belajar saat menjadi menteri pertahanan. "Saya sudah lama mengenalnya karena kami sama-sama terpilih di Normandia," kata pemimpin Partai Horizons itu kepada TF1 TV.

"Dia tahu cara berdebat dan dia akan membutuhkan bakat itu untuk berdebat dan mendengarkan, demi menemukan kesepakatan dalam situasi yang dia tahu cukup rumit,” kata Philippe, dikutip BBC. Philippe percaya Lecornu harus menemukan cara untuk melibatkan Partai Sosialis. Menurutnya, menemukan mayoritas sangat mungkin dan juga perlu, karena tanpa kompromi dalam kesepakatan anggaran, krisis politik baru akan muncul dan pemilu baru tidak bisa dihindari.

Dalam waktu dekat, sebuah gerakan akar rumput bernama Bloquons Tout (Mari Blokir Segalanya) berencana menggelar protes besar-besaran antipemerintah pada Rabu (10/9). Pihak berwenang merencanakan pengerahan 80.000 polisi.(dwi)

Baca juga:

Prancis Siap Akui Palestina: Begini Reaksi Israel dan AS

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan