Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara Gali Potensi Kreatif Musisi Daerah

Selasa, 30 Januari 2024 - Hendaru Tri Hanggoro

MerahPutih.com - Lagu daerah hari ini kian tergerus oleh lagu-lagu modern. Padahal potensi lagu daerah untuk diaransemen ulang masih terbuka lebar. Lagu daerah juga mengandung ajaran kearifan setempat beserta bahasanya.

Melalui ajang Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara (LCLDN) 2023, Menparekraf Sandiaga Uno berharap masyarakat dapat menggali kembali potensi lagu daerah.

Sandiaga Uno mengatakan, Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara merupakan event tahunan yang diinisiasi oleh Alumni SMAN 6 Yogyakarta.

Kehadirannya menjadi ruang bagi para musisi daerah untuk menggali potensi kreatif sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa daerah nusantara melalui musik, serta menjaga kelestarian bahasa daerah nusantara agar tidak punah.

Baca juga:

Lewat Tangan Konduktor-Konduktor Ini, Lagu Daerah Indonesia Mendunia

“Lomba ini keren banget! Kita terus menjaga semangat kita dan kita pelihara momentum ini agar musik daerah bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Sandiaga dalam "The Weekly Brief with Sandi Uno" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (29/1) melalui siaran pers Kemenparekraf.

Ketua Panitia LCLDN, Totok Sediyantoro, menceritakan latar belakang tercetusnya Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara karena menjamurnya Korean Pop (K-Pop) di kalangan anak muda.

Menurut Totok, lirik lagu K-Pop belum tentu dipahami orang, tapi sangat digemari.

“Untuk itu kami pun berfikir, Indonesia yang punya banyak bahasa daerah ini, tentunya bisa kita optimalkan untuk lebih dikembangkan sehingga popularitasnya tidak kalah dengan K-Pop,” ujar Totok.

Lomba ini meloloskan 12 ke babak grand final. Freitsna Sopaheluwakan asal Ambon, Maluku, dengan lagu "Baku Kele" keluar sebagai Juara 1. Juara 2 ditempati oleh Eutimirius Lodha asal Ngada NTT, dengan lagu "Papa Modhe". Posisi ketiga direbut Stephen Irianto Wally, asal Papua dengan lagu "Mahi Mahi Nebei Be M'Bai".

Sementara untuk juara harapan 1 jatuh pada lagu "Arta Ta" yang berbahasa Batak ciptaan Daniel Yohansen Martin. Juara harapan 2 diberikan kepada lagu "Sitou Timou Timou Tou" berbahasa Minahasa ciptaan Ferdinand Soputan. Juara harapan 3 dianugerahkan kepada lagu "Pakeling" berbahasa Bali ciptaan I Gede Sudipta Chandanatha.

Terakhir, lagu terfavorit pilihan penonton adalah "Sakentang-Sakentung" karya Rizky Abdullah dari Tegal Jawa Tengah. (dru)

Baca juga:

Menikmati Alunan Lagu Daerah dengan Balutan Musik Modern

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan