Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara Gali Potensi Kreatif Musisi Daerah
Event tahunan yang diinisiasi oleh Alumni SMAN 6 Yogyakarta. (Foto: Kemenparekraf)
MerahPutih.com - Lagu daerah hari ini kian tergerus oleh lagu-lagu modern. Padahal potensi lagu daerah untuk diaransemen ulang masih terbuka lebar. Lagu daerah juga mengandung ajaran kearifan setempat beserta bahasanya.
Melalui ajang Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara (LCLDN) 2023, Menparekraf Sandiaga Uno berharap masyarakat dapat menggali kembali potensi lagu daerah.
Sandiaga Uno mengatakan, Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara merupakan event tahunan yang diinisiasi oleh Alumni SMAN 6 Yogyakarta.
Kehadirannya menjadi ruang bagi para musisi daerah untuk menggali potensi kreatif sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa daerah nusantara melalui musik, serta menjaga kelestarian bahasa daerah nusantara agar tidak punah.
Baca juga:
Lewat Tangan Konduktor-Konduktor Ini, Lagu Daerah Indonesia Mendunia
“Lomba ini keren banget! Kita terus menjaga semangat kita dan kita pelihara momentum ini agar musik daerah bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Sandiaga dalam "The Weekly Brief with Sandi Uno" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (29/1) melalui siaran pers Kemenparekraf.
Ketua Panitia LCLDN, Totok Sediyantoro, menceritakan latar belakang tercetusnya Lomba Cipta Lagu Daerah Nusantara karena menjamurnya Korean Pop (K-Pop) di kalangan anak muda.
Menurut Totok, lirik lagu K-Pop belum tentu dipahami orang, tapi sangat digemari.
“Untuk itu kami pun berfikir, Indonesia yang punya banyak bahasa daerah ini, tentunya bisa kita optimalkan untuk lebih dikembangkan sehingga popularitasnya tidak kalah dengan K-Pop,” ujar Totok.
Lomba ini meloloskan 12 ke babak grand final. Freitsna Sopaheluwakan asal Ambon, Maluku, dengan lagu "Baku Kele" keluar sebagai Juara 1. Juara 2 ditempati oleh Eutimirius Lodha asal Ngada NTT, dengan lagu "Papa Modhe". Posisi ketiga direbut Stephen Irianto Wally, asal Papua dengan lagu "Mahi Mahi Nebei Be M'Bai".
Sementara untuk juara harapan 1 jatuh pada lagu "Arta Ta" yang berbahasa Batak ciptaan Daniel Yohansen Martin. Juara harapan 2 diberikan kepada lagu "Sitou Timou Timou Tou" berbahasa Minahasa ciptaan Ferdinand Soputan. Juara harapan 3 dianugerahkan kepada lagu "Pakeling" berbahasa Bali ciptaan I Gede Sudipta Chandanatha.
Terakhir, lagu terfavorit pilihan penonton adalah "Sakentang-Sakentung" karya Rizky Abdullah dari Tegal Jawa Tengah. (dru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Muncul dari Sebuah Perenungan, Ismam Saurus Rilis Single Reflektif “Liburan Ini”
“THE CORE”, Album Penuh Pertama XG yang Ungkap Esensi Musik Mereka
'Cerita Kesukaan', Sebuah Karya Terbaru Suara Kayu tentang Cinta pada Pandangan Pertama, Simak Liriknya
Album "Technicolor Meeting", Pop Belantara Rimba yang Penuh Cerita dan Nuansa
'Beez In The Trap' dari Nicki Minaj Viral Setelah Lebih 1 Dekade Dirilis, Simak Lirik Lengkapnya
Nusantara Beat Diisi Personel Kewarganegaraan Belanda dengan Garis Keturunan Indonesia, Tumbuh dari Rasa Cinta terhadap Akar Budaya Indonesia
Balik ke ADOR, Tiga Member NewJeans Ajukan Syarat Min Hee-jin Jadi Produser Lagi
'Better Man', Lagu Patah Hati Taylor Swift yang kembali Viral di TikTok
Lima Lagu, Tiga Sutradara, The Jansen Sajikan Antologi Visual untuk 'Banal semakin Binal'
Lirik Lagu 'Mimpi Kecil' dari V1RST, Penanda kembali dari Hiatus