Legislator PDIP Ingatkan 288 Artefak yang Dikembalikan Belanda Jangan Sampai Hilang Lagi

Rabu, 25 September 2024 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Langkah Belanda memulangkan 288 artefak bersejarah milik Indonesia menuai apresiasi. Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira meminta Pemerintah untuk menjaga dengan baik artefak yang sudah berhasil dipulangkan itu.

"Pemulangan artefak ini tidak hanya memiliki arti penting bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga menjadi simbol komitmen dari pemerintah Belanda dalam mengakui sejarah masa lalu," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Rabu (25/9).

Andreas meminta Pemerintah untuk menjaga dan memelihara barang-barang bersejarah ini dengan baik karena artefak bisa menjadi bukti nyata yang dapat diperlihatkan ke anak cucu tentang sejarah bangsa. “Ini patut dijaga sehingga anak cucu kita bisa melihat bagaimana sejarah bangsa ini terbentuk," jelas Politisi Fraksi PDID ini.

Menurut Andreas, pemulangan artefak bersejarah ini merupakan bukti nyata pelestarian warisan budaya dan sejarah bangsa yang tidak pernah berhenti.

Baca juga:

288 Artefak Hasil Repatriasi dari Belanda akan Dipamerkan di Museum Nasional

“Momen ini penting untuk menunjukkan kita mampu merebut kembali sejarah dan melestarikan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian dari identitas negara," tutur Legislator dari Dapil NTT I itu.

“Langkah ini akan membuka peluang bagi generasi muda kita untuk memahami lebih dalam tentang warisan budaya dan sejarah bangsanya,” tutup Andreas.

Sekedar informasi, artefak yang direpatriasi meliputi berbagai benda dari koleksi perang Puputan Badung yang diambil selama pendudukan Belanda di Bali pada tahun 1906, dan arca-arca bersejarah dari Candi Singhasari di Jawa Timur.

Adapun koleksinya ialah satu arca Ganesha, arca Brahma, arca Bhairawa, dan arca Nandi yang sebelumnya sudah dipulangkan pada repatriasi tahun 2023.

Baca juga:

Belanda Pulangkan Objek Budaya Terkait Puputan Badung

Seluruh koleksi artefak yang berhasil direpatriasi akan dikelola oleh Museum dan Cagar Budaya atau Indonesian Heritage Agency dan dipamerkan dalam rangka pameran kembali Museum Nasional Indonesia yang akan dibuka untuk umum pada tanggal 15 Oktober. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan