KPK Sita 6 Apartemen Senilai Rp 20 Miliar Milik Eks Dirut Taspen

Sabtu, 18 Januari 2025 - Frengky Aruan

MerahPutih.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengusut kasus dugaan korupsi investasi fiktif di PT Taspen (Persero) yang ditaksir merugikan negara hingga ratusan miliar rupiah.

Dalam mengusut kasus itu, tim penyidik menyita enam unit apartemen senilai sekitar Rp 20 miliar, milik mantan Direktur Utama PT Taspen Antonius Nicholas Stephanus Kosasih.

"Enam unit apartemen tersebut diduga milik tersangka ANK dan diduga punya keterkaitan dengan perkara yang sedang kami tangani," ujar Jubir KPK, Tessa Mahardhika dalam keterangannya, Sabtu (18/1).

Selain itu, dalam mengusut kasus ini, tim penyidik KPK juga telah menggeledah dua rumah, satu unit apartemen, dan satu kantor. Dari penggeledahan tersebut, tim penyidik menyita uang tunai senilai Rp 100 juta dalam pecahan rupiah dan mata uang asing.

Baca juga:

Politikus PDIP Maria Lestari Penuhi Panggilan KPK, Jadi Saksi Kasus Hasto

"Termasuk juga penyitaan terhadap, dokumen-dokumen atau surat-surat serta barang bukti elektronik (BBE) yang diduga punya keterkaitan dengan perkara tersebut," ungkapnya.

Lebih lanjut Tessa mengapresiasi pihak-pihak yang memiliki iktikad baik dan memilih untuk bekerja sama dalam mengungkap kasus ini. KPK akan mempertimbangkan sikap tersebut dalam proses penanganan kasus ini.

"Sebaliknya pun bagi pihak-pihak yang tidak bersikap kooperatif tentu KPK akan mengambil segala tindakan yang patut dan terukur sesuai dengan undang-undang agar pemulihan kerugian negara dapat maksimal," pungkasnya.

Selain Kosasih, KPK juga menetapkan Direktur Utama Insight Investment Management Ekiawan Heri Primaryanto sebagai tersangka kasus ini.

Kosasih selaku direktur investasi PT Taspen dan Ekiawan diduga melakukan korupsi terkait penempatan dana investasi PT Taspen sebesar Rp 1 triliun pada reksa dana RD I-Next G2 yang dikelola Insight Investment Management.

KPK menyebut perbuatan Kosasih dan Ekiawan ditaksir menyebabkan kerugian keuangan negara sebesar Rp 200 miliar.

Kasus ini juga menguntungkan sejumlah pihak. Di antaranya, PT Insight Investment Management sebesar Rp 78 miliar, PT VSI sebesar Rp 2,2 miliar, PT PS sekitar Rp 102 juta, dan PT SM sekitar Rp 44 juta. (Pon)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan