Kopi Arabika Sembalun yang Mulai Merangkak Naik
Kamis, 06 Desember 2018 -
BISA jadi kebayakan orang belum mengenal atau menyesap kopi Arabika Sembalun. Kopi Sembalun tumbuh di kaki Gunung Rinjani, Lombok Timur, NTB. Sebenarnya kopi sembalun sudah ada sejak tahun 1962.
Waktu itu warga menanamnya melalui program pertanian dan perkebunan dengan fasilitas kredit usaha tani. Namun di tahun 1967 petani tidak mampu membayar kredit yang sudah diberikan, sampai akhirnya lahan diberikan pada pemerintah. Akhirnya petani beralih menanam sayuran, meskipun demikian pohon kopi tetap memberikan buahnya. Sayangnya hanya dikonsumsi oleh warga lokal saja.

Dengan berjalannya waktu, potensi kopi mulai menunjukan hasilnya. Apalagi gaya hidup masyarakat pada kopi semakin menebak. Maka tahun 2014 para generasi mudah mulai menanam kembali kopi arabika ini.
Dari hasil budi daya anyar ini, warga lokal mampu memanen sekitar 30 kg per pohonnya. Mereka baru berhasil mengumpulkan sekitar 300 kg kopi dari petani lokal. Generasi muda lokal kemudian membuat brand bernama Kopi Sembalun. Mereka ingin mengangkat kembali nama kopi Sembalun. Yang jelas kopi Sembalun itu single origin, yakni kopi yang berasal dari varietas yang sama di seluruh wilayah Sembalun.

Kopi Arabika Sembalun adalah varietas Sigaruntang yang ditanam pada 1962. Kopi varietas ini berasal dari Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Selain kopi dari kawasan Sembalun, generasi mudanya juga mengangkat kopi arabika lain yang berasal dari Sanjang. Kopi dari Sanjang ini adalah varietas kopi Malabar.
Meskipun tidak seterkenal kopi gayo, toraja, java atau kintamani, namun untuk cita rasanya tidak kalah. Jadi kalau ke Lombok jangan lupa menyesap kopi sembalun. (psr)