Kontroversi Google Project Loon di Indonesia

Kamis, 29 Oktober 2015 - Fadhli

MerahPutih Teknologi - Rabu (28/10) rombongan Menteri Republik Indonesia mengunjungi markas Google untuk membicarakan Project Loon. Namun nampaknya Project loon masih meninggalkan kontroversi di Indonesia.

Google Project Loon sendiri merupakan balon udara yang membawa modul pembagi akses internet yang akan beroperasi pada ketinggian 20km di atas permukaan tanah.

Misi Indonesia membawa Google Project Loon adalah untuk memberikan koneksi internet gratis ke berbagai pelosok tanah air yang belum tersentuh akses internet.

Sejak kabar ini terdengar, sudah mulai banyak pihak menyatakan pro dan kontra terhadap keputusan ini. seperti protes yang disuarakan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia.

Seperti dikutip dari beberapa sumber, Direktur  Innovation and Strategic Portfolio Telkom, Indra Utoyo mengungkapkan anggapan tidak setujunya atas kehadiran Google project, dalam sebuah kesempatan.

Menurut Indra, kehadiran Google Project Loon akan merugikan industri telekomunikasi Indonesia, karena Google akan menginterupsi koneksi di wilayah operasi Google Project Loon.

Selain mengatakan bahwa proyek ini beresiko karena Google Project Loon masih dalam tahap uji coba, Indra mengungkapkan operator lokal kini juga sedang bersemangat untuk memberikan koneksi internet ke daerah pelosok.

Beralasan bahwa program Google Project Loon akan jauh meleset dari sasaran, Indra mengatakan bahwa dirinya akan mendukung proyek ini jika memang mampu tepat mengenai sasaran, serta harus bermitra dengan operator lokal.

Berbeda dengan Telkom, XL Axiata mendukung penuh program ini. Menurut CEO XL, Dian Siswarini, ini merupakan inisiasi bagus penyebaran jaringan di daerah terpencil. Namun begitu, Dian menyarabkan untuk mempelajari model bisnisnya terlebih dahulu.

Jika kita melihat ke negara lain yang sudah menjajal Google Project Loon seperti Australia, Google menggandeng perusahaan telekomunikasi lokal, yaitu Telstra. Dengan izin dari Telestra, Google Projet Loon memiliki akses untuk menyebarkan koneksi internet dari BTS Telestra terdekat.

Kesimpulannya, Google mungkin memang harus melakuakan kerja sama denga pihak operator lokal, karena Google memang tidak memiliki koneksi internet sendiri dan harus mengandalkan koneksi internet perusahaan telekomunikasi lokal.

 

Baca juga:

  1. World View Tuntaskan Uji Terbang Komersial ke Luar Angkasa
  2. Headphone Spesial Cristiano Ronaldo Siap Pesan
  3. 30% Pengguna iPhone Beralih dari Android
  4. Kini Anda Bisa Follow 5.000 Akun Twitter
  5. Maroko Buat Ladang Panel Surya Terbesar di Afrika

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan