Kondom Ramah Lingkungan, Mungkinkah?

Selasa, 02 November 2021 - P Suryo R

KETIKA kita memikirkan berbagai cara untuk mengurangi jejak karbon, kehidupan seks biasanya tidak masuk dalam urutan teratas. Namun, pencarian web untuk produk berkelanjutan seperti kondom vegan dan kontrasepsi bebas limbah terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

"Bagi sebagian orang, menjadi ramah lingkungan secara seksual berarti memilih pelumas, sex toy, seprai, dan kondom yang berdampak lebih kecil pada planet ini," jelas Dr Adenke Akinsemolu, ilmuwan kelestarian lingkungan dari Nigeria.

Baca Juga:

Atasi Membludaknya Sampah, Nadine Alexandra dan Otsuka Giatkan Bank Sampah

kondom
Kondom, pelumas, dan pil kontrasepsi memiliki kemasan yang berakhir di tempat pembuangan. (Foto: Pexels/cottonbro)

"Bagi yang lain, itu berarti mengurangi kerusakan dalam pembuatan film porno bagi pekerja dan lingkungan. Kedua contoh itu valid dan penting," dia menambahkan seperti diberitakan BBC.

Population Fund PBB memperkirakan sekitar 10 miliar kondom lateks pria diproduksi setiap tahun dan sebagian besar berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Itu karena kebanyakan kondom terbuat dari lateks sintetis dan menggunakan aditif dan bahan kimia, yang berarti tidak dapat didaurulang.

Kondom kulit domba, yang telah digunakan sejak zaman Romawi, adalah satu-satunya pilihan yang sepenuhnya dapat terurai secara alamu. Namun, kondom tersebut dibuat dari usus domba dan tidak mencegah penyakit menular seksual (PMS).

Banyak pelumas juga berbasis minyak bumi, dan karena itu mengandung bahan bakar fosil. Karena permintaan meningkat seiring kesadaran lingkungan, ini telah menyebabkan peningkatan produk berbasis air atau organik. Dan, bahkan pilihan untuk membuat pelumas DIY buatan sendiri juga menjadi lebih populer.

"Pelumas berbahan dasar air, kondom organik dan vegan adalah pilihan yang baik untuk beralih pada kehidupan seks yang berkelanjutan," kata Dr Akinsemolu, "Hal-hal itu tidak hanya menyebabkan kerusakan kecil pada lingkungan tetapi juga menawarkan waktu yang menyenangkan bagi penggunanya."

Namun, penggunaan beberapa produk yang lebih ramah lingkungan harus dengan hati-hati, karena beberapa tidak dapat digunakan dengan sebagian besar kondom karena dapat menyebabkan kerusakan. Dan, sebelum membuat keputusan apapun seputar kontrasepsi, disarankan agar kamu berbicara dengan dokter atau ahli keluarga berencana.

Baca Juga:

Sesekali Outercourse Bikin Pasutri Makin Lengket

Alat kontrasepsi

kondom
Kondom adalah satu-satunya kontrasepsi yang efektif melawan IMS. (Foto: Pexels/Nataliya Vaitkevich)


Seperti kebanyakan barang yang kamu beli, kemasan sering kali berujung pada pemborosan. Kondom, pelumas, dan pil kontrasepsi harian adalah semua produk yang memiliki kemasan dan akan berakhir di tempat pembuangan. IUD (alat kontrasepsi dalam rahim) dan implan adalah pilihan kontrasepsi jangka panjang, yang memiliki lebih sedikit limbah tetapi memiliki risikonya sendiri.

Karena kondom adalah satu-satunya kontrasepsi yang efektif melawan IMS, jika ingin mengurangi sampah dengan tidak menggunakan kondom, kamu bisa meminta semua pasangan seksual untuk dites sebelum bercinta. Tentunya akan lebih mudah jika kamu monogami. Kalau mereka keberatan, ya berarti hubungan seksual tidak dilakukan sama sekali.

Namun, tidak ada yang lebih tidak berkelanjutan daripada kehamilan yang tidak diinginkan atau penyakit menular seksual. Kamu juga harus mempertimbangkan limbah mana yang layak diproduksi dan mana yang tidak. Orang tidak bisa menjadikan mengurangi sampah sebagai alasan untuk tidak menggunakan kondom atau alat kontrasepsi. Lebih penting untuk melindungi diri dan pasangan.

Dr Akinsemolu setuju. "Seks yang aman, baik menggunakan produk ramah lingkungan atau tidak, adalah yang paling berkelanjutan bagi manusia dan planet ini dalam jangka panjang," katanya. (aru)

Baca Juga:

Hamil Kulit Tetap Glowing Dong Moms

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan