Kisah Nyata Aksi Terorisme yang Menginspirasi Film '13 Bom di Jakarta'

Rabu, 10 Januari 2024 - Febrian Adi

BAGI banyak orang, menjadi sandera di tangan teroris mungkin hanya adegan di film-film Hollywood. Namun apa jadinya bila hal tersebut benar-benar terjadi di hadapanmu? Itulah yang dirasakan oleh CEO INDODAX Oscar Darmawan pada 2015.

Bahkan, pengalamannya tersebut dijadikan sebuah film bertajuk 13 Bom di Jakarta arahan sutradara Angga Dwimas Sasongko. Kasus terorisme tersebut melibatkan crypto exchange.

“Jadi, kita pernah terjebak dalam satu kasus terorisme yang melibatkan peledakan beberapa bom di pusat perbelanjaan di Jabodetabek. Pelakunya meminta tebusan sebesar 100 bitcoin,” cerita Oscar Darmawan tentang pengalamannya dalam keterangan resmi yang diterima Merahputih.com, Rabu (10/1).

Baca juga:

‘13 Bom di Jakarta’ Gandeng Produser Film ‘Parasite’

Lebih lanjut, Oscar menceritakan pengalamannya hingga ditangkap oleh pihak kepolisian terkait kasus tersebut. Saat itu, terdapat empat bom yang dipasang oleh para teroris hingga meledak dan menyebabkan korban terluka.

“Banyak pihak yang terlibat dari penyelidikan itu, mulai dari intel, Bareskrim Mabes Polri, hingga Densus 88. Kasus ditangani sepenuhnya oleh Irjen. Pol. Albertus Rachmad Wibowo dari Cyber Mabes Bareskrim,” tambah Oscar.

Oscar Darmawan juga mengatakan, mengangkat kasus ini menjadi sebuah film layar lebar adalah salah satu upaya dari INDODAX untuk mengedukasi masyarakat luas mengenai kripto.

"Ekosistem kripto pada masa itu masih dalam tahap awal dan belum matang seperti sekarang. Regulasi mengenai kripto pun juga belum ada di Indonesia. Maka dari itu, Kami menghadapi berbagai tantangan yang cukup pelik dalam mendirikan startup kripto di Indonesia," tutur Oscar.

Baca juga:

'13 Bom di Jakarta' Tampilkan Aksi Teroris Mengancam Ibu Kota

Film 13 Bom di Jakarta diperankan oleh Chicco Kurniawan dan Ardhito Pramono. Mereka memerankan tokoh Oscar Darmawan dan William Sutanto.

Dalam film itu, mereka berperan sebagai pendiri INDODAX, yang tanpa diduga terlibat dalam kasus terorisme yang diprakarsai oleh seorang mantan militer bernama Arok.

Arok meminta uang tebusan dalam bentuk bitcoin melalui platform Indodax, dengan ancaman meledakkan 13 bom yang tersebar di Jakarta satu per satu jika permintaan tidak terpenuhi.

Film 13 Bom di Jakarta merupakan salah satu wujud nyata dari INDODAX untuk ikut mengembangkan industri kreatif melalui perfilman di tanah air.

INDODAX juga rutin mengadakan sebuah festival film pendek terbesar di Indonesia setiap tahunnya untuk menggali potensi dan menjadi wadah bagi sineas muda berkreasi dengan maksimal. Festival film pendek ini dinamakan INDODAX Short Film Festival (ISFF). (far)

Baca juga:

Visinema Pictures Siapkan Banyak Film Menarik

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan