Kerja Dari Rumah Buka Peluang Gaya Hidup Tidak Banyak Bergerak
Rabu, 10 Juli 2024 -
MerahPutih.com - Kerja dari rumah atau work from home (WFH) saat ini sudah jadi pilihan. Namun, ada dampak yang akan dirasakan salah satunya meningkatkan sedentary lifestyle alias gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Sadentary lifestyle ini memanjakan seseorang untuk lebih banyak diam dan lebih santai tanpa aktifitas fisik ketimbang bekerja dari kantor.
Dilansir dari laman betterhealthcenter.vic.gov.au menyebutkan, seseorang berisiko mengalami kematian dini jika pada siang hari lebih banyak duduk ketimbang bergerak.
Sedentary lifestyle ini dapat melemahkan otot kaki. Kondisi duduk berdiam membuat kaki dan bagian otot pantat alias gluteal melemah dan otot kaki menjadi kecil. Otot-otot besar ini penting untuk berjalan dan kestabilan tubuh. Sebaliknya, jika otot kaki lemah maka yang terjadi berisiko mengalami cedera dan ketegangan saat olahraga.
Baca juga:
Ada World Water Forum, Polri Minta Pemda Bali Berlakukan WFH dan Sekolah dari Rumah
Padahal, manusia diciptakan untuk berdiri tegak. Jantung dan sistem kardiovaskular bekerja lebih efektif dengan bergerak. Usus juga berfungsi lebih efisien. Di mana, sedentary lifestyle juga menyebakan penumpukan lemak dan gula dalam tubuh.
Saat kondisi tubuh diam dan duduk dalam waktu yang lama maka membuat sistem pencernaan tidak bekerja secara efisien. Sehingga akan ada banyak lemak dan gula yang tertimbun di tubuh dan bakal jadi biang penyakit.
Sedentary lifestyle juga menyebabkan terjadinya risiko sindrom metabolik. Walaupun sudah rutin olahraga, tapi penyakit ini tetap bisa terjadi. Untuk persoalan bagaimana mencegahnya perlu minimal 60-75 menit perhari untuk melawan kebiasan duduk berlebihan.
Kondisi tubuh yang terbenam dalam waktu lama di kursi kerja, menimbulkan kemungkinan terjadinya pemendekan otot fleksor di pinggul. Di mana inilah yang menyebabkan masalah sendi pinggul.
Baca juga:
30 Persen Pemudik Belum Balik ke Jakarta, Diduga ASN yang Masih WFH
Selain itu, sedentary lifestyle berkorelasi pada tingakt kestresan orang. Di mana ada anggapan bahwa orang yang lebih banyak duduk maka tingkat kecemasan dan depresinya tinggi. (TKA)