Keragaman Budaya di Semangkuk Soto
Minggu, 25 April 2021 -
BUKA puasa pakai Soto nikmat betul. Selain hangat, segar, dan nikmat, Soto menjadi pilihan hidangan pembuka lantaran mudah dijumpai, baik kaki lima, restoran, bahkan menu di jajanan aplikasi ojek daring.
Baca juga: 3 Soto Khas Karawang yang Harus Kamu Coba
Meski begitu, tak mudah menerka sejarah Soto. Membuat definisi soto pun tak kalah sulitnya. Anneloissa, seorang turis asal Italia, pernah mencoba menelisik definisi Soto namun menyamakannya dengan sup.
“Soto is Indonesian soup, with chicken or beef meat, vegetables, then mung bean sprouts, coconut milk, lemongrass spice. Soto merupakan sop khas Indonesia, dengan daging ayam atau sapi, sayuran, tauge, santan, bumbu serai.” ujar Anneloissa kepada merahputih.com, ketika sama-sama menikmati soto Betawi di bilangan Gondangdia, Jakarta Pusat.

Anneloissa tentu sedang mendefiniskan Soto Betawi di bilangan Gondangdia. Ia tentu akan makin kebingungan ketika membuat definisi Soto secara umum lantaran jenisnya sangat beragam di tiap daerah.
Di beberapa daerah, Soto memiliki sebutan berbeda-beda. Masyarakat Bugis-Makassar menyebut Soto dengan Coto. Orang Pekalongan mengenalnya sebagai Tauto, kemudian cah Banyumas-Kebumen menyebutnya Sroto.
Denys Lombard, sejarawan Perancis, dalam Nusa Jawa Silang Budaya: Jaringan Asia, mencatat orang-orang Tionghoa sangat berperan penting bagi kelahiran Soto.
Soto, menurutnya, berawal dari bahasa Mandarin caudu atau jao to. Masakan khas Tionghoa tersebut, lanjut Lombard, kali pertama populer di Semarang pada abad ke-19. Soto pun menjadi produk hibrid, mengakar pada percampuran beragam tradisi budaya kuliner.

Pengaruh Tionghoa tercermin pada paduan mie, bihun atau soun, bawang putih goreng, tauco, penggunaan sendok bebek, dan mangkuk sup Tiongkok. Sementara pengaruh India nampak dari penggunaan kunyit di beberapa Soto seperti kari di India.
Kini, dari dapur kaum Tionghoa, soto menjalar ke tangan masyarakat lokal. Penggunaan daging pun tak hanya ayam dan sapi, melainkan semakin beragam.
Baca juga: Resep Soto Udang Kesawan, Kuliner Unik dari Medan
Mulai dari, Soto Bebek dari Tegal; Soto Seudati atau itik dari Pidie-Aceh; Soto Kelinci di Lembang; Soto Kalong dengan bahan daging kerbaui dari Indramayu; Soto Kepiting dari Banjarmasin; Soto Sotong di banten; Soto Bandeng di Bangkalan; Soto Belibis dari Sindereng-Rappang; Soto Bekicot di Kediri; Soto Rusa di Flores dan Coto Kuda dari Jeneponto-Sulawesi Selatan.

Tak jarang, dari kekhasan penggunaan beragam bahan tersebut, beberapa soto menjadi terkenal. Di Betawi ada soto Tangkar dengan bahan iga sapi muda, lalu soto kikil, soto sumsum, soto ceker, soto babat.
Selain mengandalakan daging dan jeroan, Soto Mie justru menonjolkan unsur karbohidrat, seperti mie kuning. Lantas di Banyuwangi, kuliner bernama Rujak Soto nyaris seperti rujak cingur Surabaya namun disiram kuah soto. Soto, dahulu bermula dari dapur kaum Tionghoa, kini menetap dan menjadi kuliner khas Indonesia.(*)
Baca juga:S oto Tangkar, Kuliner Khas Betawi yang Tak Tergeserkan