Keprihatinan UNESCO Terhadap Palmyra
Kamis, 21 Mei 2015 -
MerahPutih Internasional - Militan Negara Islam (ISIS) telah merenggut kota Palmyra pada Kamis (21/5). Palmyra merupakan kota di pinggir Suriah. Kota itu merupakan rumah bagi beberapa reruntuhan kuno yang paling megah di dunia. Atas situasi ini Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova, mengatakan bahwa dirinya sangat prihatin dengan situasi ini.
"Pertempuran ini membahayakan salah satu situs yang paling signifikan di Timur Tengah dan penduduk sipil," kata Irina dalam sebuah pernyataan kepada BBC. Palmyra dan Tadmur yang terletak di daerah strategis penting di jalan antara ibukota (Damaskus), kota timur diperebutkan (Deir al-Zour), dan dekat dengan ladang gas.
Mengambil kendali daerah itu akan menjadi keuntungan strategis yang penting untuk ISIS, kata seorang analis BBC Arab, Sebastian Usher.
Fokus dunia kini tertuju pada reruntuhan bersejarah Palmyra yang kini dibombardir ISIS, yang seakan mengambil kesenangan dari kegiatan penghancuran itu. Mereka telah menghancurkan harta tak ternilai arkeologi Islam, sama seperti situs peninggalan sejarah di Irak.
Sebastian menambahkan, atas perbuatan ISIS ini, tak ayal banyak yang mengecam perbuatan mereka dan makin membenci mereka. Banyak orang mengutuk ISIS dan menganggap mereka sebagai berhala.
Baca juga: