Kenali Bahaya Mengonsumsi Obat Tidur Berlebihan
Rabu, 23 Februari 2022 -
MENURUT sebuah studi, penggunaan melatonin sebagai obat untuk mempercepat tidur cukup meningkat, khususnya di Amerika Serikat. Padahal, dalam kurun waktu tertentu, penggunaan obat tersebut melebihi dosis bisa membahayakan.
Studi tersebut mengamati 10 siklus Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) AS, yang mencakup tahun 1999-2018.
Baca Juga:
Studi tersebut melibatkan 55.021 orang dewasa, yang 52 persen di antaranya merupakan perempuan. Para pesertanya rata-rata berusia 47,5 tahun.

Hasil studi menunjukkan pada 2018, orang dewasa di Amerika Serikat telah menggunakan lebih dari dua kali jumlah obat bantuan untuk tidur itu jika dibandingkan dengan yang mereka lakukan satu dekade sebelumnya. Padahal, kebiasan tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan pada sejumlah individu.
Pada studi itu juga disebutkan bahwa penggunaan obat tidur melatonin meningkat dari 0,4 persen di 1999-2000 menjadi 2,1 persen di 2017-2018, dengan peningkatkan yang dimulai sejak 2009-2010.
Studi yang ditulis Dr Jingen Li, PhD, dari Beijing University of Chinese Medicine itu diterbitkan pada Journal of American Medical Association (JAMA) mengevaluasi sejumlah orang dewasa yang mengonsumsi melatonin dengan dosis yang dianjurkan (5mg per hari), dan orang dewasa yang mengonsumsinya melebihi dosis tersebut.
Sebelum 2005-2006, Jingen menemukan pengguna tak melaporkan penggunaan lebih dari 5 mg per hari. Namun, pravalensi penggunaan lebih dari 5 mg per hari meningkat dari 0,08 persen di 2005-2006, menjadi 0,28 persen pada 2017-2018.
Kendati penggunaan melatonin secara keseluruhan di Amerika Serikat masih relatif rendah, penelitian itu mendokumentasikan peningkatan signifikan berlipat ganda penggunaan melatonin dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga:
Hal tersebut diungkapkan spesialis tidur Rebecca Robbins, Ph.D, yang merupakan instruktur di divisi obat tidur pada Harvard Medical School.
"Menggunakan alat bantu tidur telah dikaitkan dengan studi prospektif dengan perkembangan demensia dan kematian dini. Melatonin merupakan salah satu bantuan tidur tersebut," ujar Rebecca seperti dilansir Medical News Today.

Melatonin merupakan hormon kunci yang mengatur ritme sirkadian tubuh. Ritme sirkadian memainkan peran yang beperngaruh pada sejumlah aspek, dari fungsi serta perilaku tubuhmu.
Hormon-hormon itu punya peran penting dalam pengaturan tidur dan kesehatan yang baik secara keseluruhan pada manusia. Gangguan pada hormon tersebut memiliki banyak konsekuensi.
Konsekuensi negatif dari kurang tidur bisa mencakup kekuatan yang lebih rendah, suasana hati yang kurang positif, perasaan stres, kedinginan, hingga mengantuk. Efek tersebut dapat terjadi pada beragam usia.
Mengenai keamanan penggunaan melatonin, Dr Castriotta menjelaskan, dosis rendah (1–3 mg) melatonin aman dan efektif dalam keadaan tertentu untuk mengelola gangguan ritme sirkadian. "Tetapi, itu bukan hipnosis yang sangat baik," ujarnya.
Apa pun alasannya, mengonsumsi sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Penggunaan melatonin melebihi dosis pun dapat menimbulkan sejumlah efek samping, seperti pusing, sakit kepala, mual, keram perut, depresi, emosional, kecemasan, tekanan darah rendah, hingga bergetar.(Ryn)
Baca Juga: