Kementerian ESDM Genjot Produksi 100.000 Barel dari 6 Sumur Minyak
Senin, 05 Agustus 2024 -
MerahPutih.com - Pemerintah merencanakan reaktivasi terhadap 1.000 hingga 1.500 sumur yang tidak aktif setiap tahunnya sebagai bagian dari strategi jangka pendek guna meningkatkan produksi migas.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengumumkan rencana produksi minyak bumi dari enam lapangan baru yang diproyeksikan menambah lifting minyak nasional dengan kapasitas kurang lebih 100.000 barel per hari (BOPD).
"Dalam jangka yang relatif jangka pendek, ada 6 prospek yang mudah-mudahan bisa mulai berproduksi semuanya di tahun 2028. Jumlahnya kurang lebih 100.000 barel," ujar Arifin di Jakarta, Minggu (5/8).
Arifin mengatakan, Kementerian ESDM terus menggencarkan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi minyak bumi nasional. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak.
Baca juga:
Luhut Bentuk Satgas Tangani Investasi di Sektor Hulu Migas
Keenam lapangan baru tersebut diproyeksikan mulai berproduksi dalam periode 2024-2027. Dan diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi produksi minyak nasional.
Adapun keenam lapangan baru tersebut meliputi Forel (10.000 BOPD) dengan estimasi produksi pada kuartal keempat 2024; Ande Ande Lumut (20.000 BOPD), estimasi produksi pada kuartal pertama 2028; Singa Laut Kuda Laut (20.313 BOPD), estimasi produksi pada kuartal keempat 2026.
Lalu Hidayah (2.996 BOPD), estimasi produksi pada kuartal pertama 2027; BUIC (19.206 BOPD), estimasi produksi pada kuartal ketiga 2024; serta OO-OX (25.276 BOPD), estimasi produksi pada kuartal pertama 2026.
Ia mengungkap, sanksi internasional yang dikenakan terhadap Rusia menjadi salah satu tantangan dalam pengembangan lapangan baru tersebut.
Baca juga:
Kasus Timah, 3 Eks Pejabat ESDM Didakwa Rugikan Negara Rp 300 Triliun
"Lapangan Singa Laut Kuda Laut, adalah salah satu proyek yang terkena dampak, sehingga menyebabkan perkiraan waktu on stream menjadi mundur hingga kuartal keempat 2026," katanya. (*)