Kemenkes Prioritaskan Vaksinasi di Wilayah Kasus COVID-19 Tertinggi

Selasa, 27 Juli 2021 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Kementerian Kesehatan akan memberikan prioritas vaksinasi berbasis risiko. Pemerintah akan mengutamakan vaksinasi untuk provinsi-provinsi dengan kasus aktif tinggi, seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bali.

"Itu yang paling tinggi karena kemungkinan terkenannya juga banyak, masuk rumah sakitnya banyak, dan yang wafatnya juga paling banyak. Provinsi-provinsi itu otomatis akan mendapatkan prioritas," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (26/7)

Baca Juga:

Stok dan Teknis Produksi Bikin Distribusi Vaksin ke Daerah Tidak Merata

Ia menegaskan, pemerintah juga akan memprioritiskan vaksinasi kepada masyarakat dengan risiko tinggi, yaitu untuk para lanjut usia (lansia) dan masyarakat yang memiliki komorbid.

"Itu yang harus kita utamakan. Bukan berarti kita tidak mau suntik yang lain, tapi kalau kita lihat yang wafat di rumah sakit itu adalah orang-orang seperti itu. Kita lindungi mereka dahulu jadi kita berikan mereka," katanya.

Sebelumnya, Kemenkes menegaskan, dari total 130 juta dosis vaksin yang tersedia di Indonesia, sebanyak 68 juta dosis di antaranya sudah didistribusikan ke seluruh daerah. Sebanyak 50 persen dosis vaksin COVID-19 didistribusikan ke tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Sebab angka kasus di wilayah itu yang cukup tinggi. Sisanya, disebar ke 27 provinsi di luar Jawa dan Bali.

"Otomatis pembagiannya akan berbeda-beda. Memang jumlah vaksin yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan kita, karena vaksin datangnya bertahap," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Senin (26/7).

Indonesia dijadwalkan menerima vaksin dari Sinovac dan AstraZeneca setiap bulan. Pada Agustus 2021, Indonesia dijadwalkan menerima tambahan 15 juta dosis vaksin Sinovac.

"Kita berharap nanti dari Covax Facility dapat 7 jutaan. Kemudian yang kita beli sendiri dari AstraZeneca ada juga. Itu perkiraannya sekitar 3 juta," ujarnya.

Nadia memperkirakan Indonesia akan kedatangan 35 juta sampai 40 juta dosis vaksin pada Agustus 2021.Vaksin tersebut, termasuk rencananya vaksin Pfizer dan mungkin Novavax. Pfizer akan datang akhir Agustus sekitar 2 juta atau 3 juta.

Saat ini animo masyarakat terhadap program vaksinasi COVID-19 semakin tinggi, seiring dengan laju penularan kasus yang juga meningkat di sejumlah daerah. Selain itu, vaksinasi sudah menyasar kelompok usia 12 tahun ke atas. (Asp)

Baca Juga:

Pasar Tradisional di Jakarta Dibuka, Pengunjung Wajib Tunjukan Surat Vaksin

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan