Kelestarian Lingkungan Jadi Alasan Utama Konsumen Beli Produk Nutrisi
Jumat, 23 Desember 2022 -
SURVEI Herbalife Nutrition, "Asia Pacific Nutrition Sustainability Survey 2022", memberikan pengetahuan baru tentang perilaku konsumen produk nutrisi.
Survei terhadap 5.500 konsumen berusia 18 hingga 75 tahun di 11 negara Asia Pasifik (APAC) mencatat bahwa sebagian besar atau empat dari lima konsumen mengakui pentingnya kelestarian lingkungan dalam membuat keputusan terkait nutrisi.
Hampir 80 persen menyatakan bersedia membayar lebih untuk membeli produk nutrisi yang mendukung kelestarian lingkungan. Bahkan terdapat 90 persen responden yang berniat membuat pilihan nutrisi yang lebih ramah lingkungan dalam 12 bulan ke depan.
Seperti dikutip Antara (23/12), survei Herbalife menunjukkan sejumlah temuan menarik tentang pandangan masyarakat pada tentang tanggung jawab sosial perusahaan nutrisi dan sustainability produknya. "
"Bisa dijadikan pertimbangan bagi suatu perusahaan dalam menentukan penerapan tanggung jawab sosial dan sustainability mereka," kata Vice President of North Asia and Member of Global Responsibility Committee di Herbalife Nutrition, Stella Tsai, dalam keterangannya pada Jumat.
Beberapa temuan tersebut, antara lain mengadopsi sistem pangan nabati, penggunaan kemasan yang ramah lingkungan, serta meningkatkan dan mendukung daur ulang.
Baca juga:
Pentingnya Mencukupi Asupan Nutrisi untuk Kecerdasan Otak Anak

1. Mengadopsi Sistem Pangan Nabati
Mengadopsi sistem pangan nabati yang lebih banyak mencakup dua manfaat: kesehatan dan lingkungan.
Produksi pangan menyumbang sekira 37 persen dari emisi gas rumah kaca global. Produksi pangan berbasis hewani berkontribusi dua kali lipat jumlah emisi tinimbang produk berbasis nabati.
Selain menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah, produksi pangan nabati juga bermanfaat bagi lingkungan. Antara lain penggunaan air yang lebih sedikit dan penggunaan lahan yang lebih sangkil ketimbangpertanian berbasis hewan.
Alasan lain untuk melakukan diversifikasi ke sistem yang lebih nabati adalah permintaan dari konsumen global yang semakin condong memilih nutrisi berbahan nabati. Di wilayah Asia Pasifik, survei mengungkapkan bahwa dua dari lima konsumen terbuka untuk makanan nabati dan tanpa daging. Hampir 80 persen menyebut kesehatan sebagai alasan nomor satu.
Transisi ke lebih banyak produksi makanan nabati akan menciptakan lebih banyak pilihan bagi konsumen dan mendorong mereka untuk makan makanan berbahan nabati.
Baca juga:
Jelang Ramadan, Jangan Lupa Cukupi Asupan Nutrisi dan Olahraga

2. Kemasan yang Ramah Lingkungan
Kesadaran dan permintaan konsumen juga menyasar ke pemanfaatan kemasan yang ramah lingkungan. Berdasarkan hasil Survei, enam dari 10 konsumen APAC akan memilih produk nutrisi dengan kemasan ramah lingkungan.
Bahkan, 67 persennya berencana atau siap untuk mengalihkan pilihan mereka ke merek yang mengadopsi kemasan yang ramah lingkungan.
Peningkatan kesadaran konsumen akan berdampak pada lingkungan yang ditimbulkan oleh kemasan produk. Perusahaan dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan kualitas kemasan dengan menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan.
Tren menunjukkan bahwa industri manufaktur dan ritel telah bergerak menuju kemasan berbahan plastik ramah lingkungan. Beberapa perusahaan juga telah menerapkan prinsip ekonomi sirkular berbasis penggunaan plastik daur ulang untuk membantu industri daur ulang memenuhi kebutuhan kemasan yang lebih luas pada masa depan.
Saat ini, pemanfaatan bahan berbasis bio seperti kertas dan kertas karton berbasis kayu dan bioplastik yang ramah lingkungan semakin dipertimbangkan.
3. Meningkatkan dan Mendukung Daur Ulang
Menurut Global Recycling Foundation, barang daur ulang atau dikenal juga sebagai Seventh Resource, terbukti mengurangi lebih dari 700 juta ton emisi CO2 tiap tahun. Ini diperkirakan akan meningkat menjadi satu miliar ton pada 2030.
Alasan lain untuk mendukung daur ulang adalah kesenjangan antara permintaan dan penawaran. Sebab permintaan untuk kemasan yang terbuat dari bahan daur ulang cukup tinggi. Sementara volume bahan daur ulang tetap lebih rendah dari jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan manufaktur global. (dru)
Baca juga:
Jangan Tunda Nutrisi Penting di 1000 Hari Pertama Kehidupan Si Kecil