Kawasan Sudirman Jakarta Jadi Pusat Integrasi Transportasi Publik, Didukung Australia
Kamis, 15 Mei 2025 -
MerahPutih.com - Kawasan Sudirman di Jakarta Pusat, menunjukkan peran strategis dalam jaringan transportasi publik. Selama 2024 hingga Mei 2025, Stasiun Sudirman melayani sebanyak 14.378.933 penumpang naik dan 14.706.150 penumpang turun Commuter Line. Sedangkan Stasiun Karet melayani 4.479.228 penumpang naik dan 4.667.803 penumpang turun.
Moda transportasi lainnya yang terhubung di kawasan itu yakni LRT Jabodebek. Di Stasiun Dukuh Atas BNI, tercatat 5.580.440 penumpang naik dan 5.235.997 penumpang turun selama periode yang sama.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyiapkan kawasan Sudirman di Jakarta Pusat, sebagai pusat integrasi transportasi publik yang aman, efisien, bernilai tambah ekonomi, serta mendukung mobilitas masyarakat perkotaan secara berkelanjutan dan inklusif.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, pihaknya telah menggelar Kick Off Meeting bertajuk "Sudirman Gateway: Transit Oriented Development (TOD) Project Preparation for Viable Private Investment” pada Rabu (14/5) sebagai langkah awal dari penyusunan kajian pengembangan kawasan Sudirman.
Baca juga:
Pramono Gratiskan Transportasi Publik bagi Perempuan di Hari Kartini
"Ini menjadi langkah awal penyusunan kajian pengembangan kawasan Sudirman sebagai pusat integrasi transportasi publik yang aman, efisien, dan bernilai tambah secara ekonomi," kata Didiek dalam keterangan di Jakarta, Kamis (15/5).
Kegiatan itu dihadiri manajemen PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ), perusahaan patungan antara KAI dan MRT Jakarta, serta perwakilan dari Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT), fasilitas kerja sama teknis dari Pemerintah Australia.
"MITJ dan KIAT akan mendukung penyusunan studi kelayakan serta strategi investasi kawasan ini," ujarnya.
Didiek menyampaikan, proyek itu merupakan inisiatif kolaborasi yang merefleksikan kebutuhan mobilitas urban, memperkuat integrasi layanan, memaksimalkan ruang, dan menghadirkan simpul transit yang relevan bagi masyarakat perkotaan.
Kawasan transit, kata ia, harus menjadi penggerak perubahan, bukan sekadar titik singgah. Konsep seperti Sudirman Gateway akan memperkaya tata kelola kawasan kota, selama dikerjakan secara selaras dengan inisiatif dan kebijakan yang telah berjalan, serta bersinergi dengan regulator dan pemangku kepentingan lainnya.
Sebagai langkah awal konkret, dilakukan penandatanganan partnership antara MITJ dan KIAT. Partnership ini menjadi tonggak pembaruan studi kelayakan yang sebelumnya telah disusun oleh MITJ, agar lebih selaras dengan dinamika dan potensi kawasan yang terus berkembang.
"Dengan penataan ulang peran Stasiun Karet dan optimalisasi Stasiun Sudirman serta BNI City, kawasan ini diproyeksikan sebagai hub utama layanan KAI Commuter," tuturnya.
Kajian ini akan menyoroti berbagai aspek strategis, termasuk optimalisasi integrasi antarmoda Commuter Line, MRT, LRT, dan KA Bandara, serta peningkatan kenyamanan pengguna.