Kaus Sablon DTF Jadi Andalan di Skena Pedagang Atribut Partai
Kamis, 09 November 2023 -
PARTAI politik sudah menyiapkan strategi untuk menyebarluaskan pengaruh ke penjuru negeri melalui masa kampanye yang akan dilaksanakan pada 28 November 2023.
Para pedagang atribut partai, mulai aktif mengerjakan pesanan dari berbagai partai politik. Alat peraga kampanye yang digarap sangat beragam. Mulai dari kaus, gelas, masker, kalender, jam, topi, botol minum, payung, dan lainnya.
Baca Juga:
Ganjar-Mahfud Komitmen Jaga Demokrasi, Ajak Masyarakat Kawal Pemilu Jujur dan Adil

Beragamnya permintaan, membuat beberapa para pedagang mulai menggarap berbagai inovasi baru dengan menggunakan metode sablon Direct to Film (DTF). Jenis sablon ini merupakan teknologi cetak langsung ke film plastik yang kemudian ditempelkan ke bahan yang ingin dicetak, seperti kaus atau kain.
“Zaman sekarang, metode press seperti ini lebih instan, dan lebih efisien waktu juga” jelas pedagang Atribut partai, Indrayana, kepada tim Merahputih.com, pada Senin (6/11).
Efisien waktu jadi alasan utama yang menyebabkan para pedagang pindah haluan dari sablon manual ke sablon press mesin ini.
“Hadirnya mesin DTF ini, sangat membantu bidang percetakan yang dikejar waktu kayak gini. Dulu zaman masih sablon manual, bisa memakan waktu sampai tiga hari kerja, belum lagi kalau hujan bisa lebih.” jelas pemilik toko atribut partai, Haji Boy.
Ada tiga tahapan dalam proses teknik sablon DTF. Pertama, desain yang telah disunting menggunakan software komputer akan dicetak di mesin cetak sablon. Kemudian desain plastik sablon dikeringkan menggunakan alat yang bernama conveyor. Lalu tahap terakhir baju bisa di-press menggunakan alat press bersuhu tinggi agar plastik desain sablon dapat meresap kuat pada kain.
Baca Juga:

Menggunakan metode sablon DTF ini juga selain meringkas pekerjaan, metode ini juga dapat menyesuaikan kemampuan para pembuatnya.
“Pakai alat ini kita bisa cetak berapa saja. Tergantung orangnya kuat atau tidak. Kalau saya biasanya sehari bisa bikin kurang lebih 100 sampai 200 pasang kaus. Jelas beda dengan alat manual yang kita sesuaikan juga dengan cuacanya.” ucapnya.
Indrayana membentangkan pendapatnya, dengan menggunakan metode DTF mungkin harganya agak lebih mahal sedikit, tetapi hasil kerjanya akan lebih maksimal.
“Menggunakan metode sablon DTF dapat meminimalkan cacat produksi. Berbeda dengan sablon manual yang biasanya sering terjadi kesalahan, seperti ketumpahan tinta atau kesalahan lainnya,” ungkapnya.
Kepindahan para pedagang atribut partai ke metode DTF, tidak membuat metode lain seperti, bordir dan sablon manual menurun. Karena semua memiliki peminat bahkan peruntukannya masing-masing, seperti kemeja safari wajib bordir, jika di sablon desain tidak akan bertahan lama dan mengelupas.
“Memang sekarang ramainya DTF, tetapi bukan berarti sablon manual seperti rubber dan plastisol hilang dan tidak laku, terlebih bordir. Semua punya peminatnya masing-masing, kayak bordir biasanya digunakan di kemeja dan itu peminatnya para tim sukses biasanya.” tutupnya. (zvw)
Baca Juga: