Kasus COVID-19 Jabar Melonjak, Layanan Ambulans Kewalahan

Kamis, 01 Juli 2021 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Lonjakan kasus COVID-19 di Jawa Barat membuat layanan ambulans kewalahan menerima panggilan masyarakat. Melonjaknya kasus diduga karena mulai meningkatnya paparan kasus COVID-19 oleh varian Delta, yaitu virus mutan yang pertama kali diidentifikasi di India.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan, lonjakan kasus mulai terjadi pasca-libur Lebaran. Sebelum Lebaran, jumlah kasus cenderung landai. Tetapi pasca-Lebaran, grafiknya terus naik.

“Artinya sangat masif. Kita tahu di sekitar kita ada Delta yang sebarannya cepat, menyebabkan kematian lebih cepat,” kata Nina, dalam jumpa pers daring, Rabu (30/6).

Baca Juga:

Total 52.350 Anak di Jabar Terjangkit COVID-19, 132 Nakes Meninggal Dunia

Ia mengatakan, ada kaitan meningkatnya jumlah kasus, termasuk angka kematian, dengan hadirnya varian Delta. Saat ini, situasi di rumah sakit disibukkan dengan melimpahnya pasien dengan beragam kondisi.

Tidak sedikit pasien dengan kondisi berat meninggal di rumah sakit. Tetapi ada fenomena bahwa kematian tidak hanya menyerang pasien dengan komorbid atau lansia.

“Dulu kematian pada komorbid/lansia, sekarang ternyata banyak juga anak muda karena Delta ini,” katanya.

Para tenaga kesehatan di Pusat Pemulihan Pasien COVID-19 Grand Serela Hotel, Bandung. (Foto: MP/Dok Humas Jabar)
Para tenaga kesehatan di Pusat Pemulihan Pasien COVID-19 Grand Serela Hotel, Bandung. (Foto: MP/Dok Humas Jabar)


Banyaknya kasus COVID-19, juga yang meninggal, membuat layanan ambulans super sibuk. Mobil jenazah ini harus bolak-balik ke rumah sakit, pemakaman, kemudian kembali lagi ke rumah sakit.

“Itu sebetulnya di pemakaman sudah antre, sudah ada jadwal sehingga kadang-kadang warga yang ingin memakai tidak kebagian ambulans. Karena banyakan kasus yang harus pakai ambulans,” katanya.

Baca Juga:

Ridwan Kamil: Lockdown 731 RT di Jabar Butuh Biaya Rp 2,5 Miliar

Sebagai contoh di Rumah Sakit Hasan Sadikin (Bandung), untuk memindahkan pasien COVID-19 dari IGD menuju gedung isolasi tidak melalui lorong rumah sakit. Tetapi menggunakan mobil ambulans. Sehingga mobil tersebut harus keluar rumah sakit menempuh jalan ke sekitar rumah sakit dan masuk ke gedung isolasi.

“Mobilisasi ambulans itu bukan main. Sehingga ke depan perlu rencakankan lagi agar ambulans lebih banyak layani masyarakat,” kata mantan Dirut RSHS ini. (Imanha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Kurangi BOR, Pemprov Jabar Pindahkan Pasien COVID-19 ke Hotel

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan