Kartini Sekarang Harus Tetap pada Kodratnya

Sabtu, 21 April 2018 - P Suryo R

PADA tanggal 2 Mei 1964 Presiden RI pada waktu itu, Soekarno mengeluarkan Kepres Nomor 108 Tahun 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Tanggal 21 April yang merupakan hari kelahiran Kartini dijadikan sebagai hari yang mengangkat emansipasi perempuan di Indonesia. Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia pun memperingatinya sebagai Hari Kartini.

Sosok R.A Kartini yang memperjuangkan pendidikan dan kesetaraan gender menjadi inspirasi bagi semua perempuan di Indonesia. Inspirasi ini terus berkembang menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan zaman.

Menyambut hari kartini yang jatuh pada tanggal 21 April, Chacha pun tak mau melewatkan kesempatan tersebut dengan hanya berdiam diri. Pemain film Buruan Cium Gue itu berencana akan merayakannya di kota Yogyakarta.

chacha fredericha
Chacha Fredericha, Kartini sekarang harus kembali ke kodratnya. (Foto: MP/Albi)

Namun dirinya tak hanya merayakan seorang diri. Chacha mengaku akan bersama dengan Luna Maya dan para Kartini muda lainnya. Alumnus Swiss German University itu, akan hadir dalam sebuah acara yang digelar di Yogyakarta.

Kartini Zaman Now

Tak pelak inspirasi Kartini melumuri aktris cantik Chacha Fredericha. Perempuan berusia 28 tahun ini memiliki pandangan tersendiri tentang Kartini di zaman modern ini. Bagi Chaca, Kartini pada masa kini adalah Kartini yang bisa menyeimbangkan antara emansipasi perempuan dan juga kodrat perempuan yang sesungguhnya.

“Seperti apa? Karena kalau kita bilang emansipasi wanita tapi kita mengesampingkan tanggung jawab kita sebagai wanita. Hal itu buat aku bukan wanita seutuhnya,” tegas Chaca yang kelahiran 8 November 1989.

Pandangan Kartini saat ini, menurut Chacha sangat berbeda, bisa jadi karena zaman now lebih rumit dibandingkan beberapa dekade lalu. Pada masa kolonial dahulu seorang perempuan dianggap tidak perlu untuk mendapatkan pendidikan, misalnya baca dan tulis.

Pada zaman now, menurut perempuan berdarah Belanda-Tionghoa-Jawa ini lebih bebas untuk berkarya, Meskipun seorang perempuan tetap tak boleh meninggalkan kodratnya sebagai seorang perempuan.

Bagi Chacha yang pernah bermain dalam produksi Kisah Sedih Di Hari Minggu itu, Kartini adalah perempuan pemberani dan kuat. Ia menganggap Kartini tegas mengatakan bahwa perempuan bisa berubah dalam kapasitas positif.

chacha fredericha
Chacha Fredericha, ketika sudah sampai di puncak perempuan harus turun sedikit. (Foto: MP/Albi)

Perbedaan zaman dahulu dan saat ini menurut Chacha yang bermain dalam film Kuntilanak (2006) cukup mendasar yakni pendidikan. Zaman sekarang bukanlah hal yang aneh bila perempuan juga bersekolah, malah sampai tingkat tinggi.

“Kita juga dapat pendidikan yang sama kok dengan laki-laki setelah bertahun-tahun. Terus kalau kita udah sampai top of level, kita mau ngapain lagi sebagai perempuan? Menurut aku sih kita harus going down sedikit karena kita harus sadar oh...kita perempuan,” jelas Chacha yang kerap mendapatkan peran antagonis.

Ini yang disebut oleh Chacha sebagai perempuan harus tetap pada kodratnya. Tak boleh sedikitpun kodrat yang ada dalam dirinya kemudian dilepaskan.

Chacha sangat sadar bahwa dirinya adalah seorang perempuan. Perempuan yang memiliki tanggung jawab terhadap suami. Mulai dari memasak untuk suami, menyiapkan makanan dan pakaian. Intinya ia sangat mengingat kodrat sebagai perempuan yang merupakan tempat dimana laki-laki pulang. (ryn)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan