Jepang, Korsel, AS Bersatu Melawan Korut

Selasa, 23 Desember 2014 - Fadhli

MerahPutih Internasional - Korea Selatan dan Jepang pada hari Sabtu (20/12) berjanji untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dalam memerangi kejahatan cyber, setelah Seoul menyalahkan Korea Utara untuk serangan cyber yang melumpuhkan Sony Pictures.

Korea Selatan mengatakan akan berbagi informasi dengan Washington "terkait dengan serangan cyber pada Sony," yang mengarah pada Korea Utara untuk menanggung semua kerusakanan dari serangan pada bank-bank Korea Selatan dan lembaga medianya tahun lalu.

"Kami menyatakan penyesalan mendalam dan mengutuk kegiatan Korea Utara seperti mereka serius merusak keterbukaan dan keamanan cyber space dan (kegiatan) mereka merupakan kejahatan yang menyebabkan kerugian properti," kata kementerian luar negeri Korea Selatan. Dalam sebuah pernyataan, ia juga mencatat "kesamaan antara serangan terhadap Sony Pictures dan terhadap bank-bank Korea Selatan dan lain-lain pada Maret tahun lalu".

Seorang juru bicara Perdana Menteri, Shinzo Abe, mengatakan "pemerintah Jepang berkomunikasi erat dengan Amerika Serikat dan mendukung pendekatan terhadap masalah ini," tanpa langsung menunjuk Korea Utara.

"Serangan cyber adalah masalah yang sangat signifikan mengenai keamanan nasional, dan pemerintah Jepang mengutuk keras tindakan hacking," tambah juru bicara itu.

Sebuah penyelidikan resmi oleh Korea Selatan mengutuk serangan cyber yang benar-benar menutup jaringan kunci penyiaran TV KBS, MBC, dan YTN, dan melumpuhkan operasi di tiga bank tahun lalu yang diduga dilakukan oleh badan intelijen militer Korea Utara.

Catatan akses dan kode berbahaya yang digunakan dalam serangan itu menunjukan adanya pengintaian oleh militer Korea Utara terhadap Biro Umum. Korea Internet and Security Agency (KISA) menyebutnya sebagai sebagai "direncanakan, serangan cyber yang terencana oleh Korea Utara".

Profesor Lim Jong In dari Korea University Graduate School of Information Security mengatakan Korea Utara telah menciptakan tentara ahli cyber, sekitar 1.000 di antaranya bekerja di Tiongkok, yang dapat "berubah menjadi hacker kapan pun dan menaikan serangan".

"Dengan 6.000 hacker di bawah komando perang cyber, itu (Korea utara) dihitung sebagai salah satu dari lima negara di dunia dalam hal kemampuan perang cyber. Ini memilih sekitar 300 siswa dan membesarkan mereka sebagai prajurit elit dunia maya setiap tahun," ucap Lim Jong In.

"Korea Utara adalah salah satu negara paling sedikit (menggunakan) kabel di dunia dan oleh karena itu, cukup aman dari serangan balik secara online," lanjut Lim Jong In.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan