Jelang Kampanye Pemilu 2024, Pedagang Atribut Partai di Pasar Senen Terpaksa Gigit Jari

Kamis, 09 November 2023 - P Suryo R

SUASANA politik semakin seru, tampak jelas wajah para calon pemimpin bangsa berikutnya, pada baliho yang berdiri tegak mentereng di pinggir maupun di persimpangan jalan. Tak terasa, pemilihan umum akan berlangsung dalam beberapa bulan lagi. Para calon pemangku jabatan negeri ini sudah mulai sibuk mempersiapkan kampanye yang akan dimulai pada 28 November 2023.

Terlihat panggung politik kian memanas, ditambah dengan sajian berita yang ada pada media sosial atau tayangan berita televisi seakan menunjukkan kemeriahannya. Namun, nyatanya dari sudut pandang para pedagang atribut partai, tidak demikian. Para pedagang atribut partai di Pasar Senen Jaya, Jakarta Pusat, tampak resah melihat omset yang terus menurun.

Baca Juga:

Cuan Alat Peraga Kampanye yang Tak Seramai Musim Lalu

atribut
Mulai pemilu 2019 omset penjualan atribut partai kian menurun. (MP/Zulthan Vigilio)

“Sekarang masuk bulan November, dan sebentar lagi masa kampanye. Namun, sekarang bisa dilihat seperti tidak ada sama sekali banjir pesanan, bisa dilihat aktivitasnya dari ujung toko di sana sampai sini. Enggak ada aktivitas yang sibuk. Padahal, pada periode lalu itu sangat ramai, dan tiap toko pada sibuk.” ujar pedagang percetakan atribut partai, Indrayana, kepada tim merahputih.com Senin(6/11).

Menurutnya penjualan atribut partai di musim politik ini menurun, tetapi setidaknya masih lebih baik dari Pilkada tahun 2020. “Tanah Abang yang menjadi pusat grosir terbesar dan jadi patokan toko kita. Di tahun politik ini bisa dibilang sepi pesanan dan pengunjung.” ucapnya sambil meringis.

Indra turut membentangkan bahwa pesanan kaus partai di tokonya saat ini, rata-rata berasal dari luar kota, bukan ibu kota.

“Pesanan tahun ini malah dari ibu kota sedikit. Ini kebanyakan pesanan dari Kalimantan, Sumatera, dan Papua.” ungkapnya.

Hal ini selaras dengan yang dirasakan oleh Ferry, salah satu pemilik toko atribut yang spesifik menjual bendera partai politik. Pemilik gerai ini mengatakan bahwa omset penjualan bendera partai di ajang pemilu ini tidak sebanyak periode sebelum-sebelumnya.

“Saya sudah menjual bendera partai dari zaman partai politik hanya tiga. Itu sekitar tahun 70-an atau 80-an, saya tidak begitu ingat. Kala itu jelas lebih enak, kita tidak pernah takut dagangan sisa. Karena nyatanya setiap bendera, pasti laku. Bahkan sebelum kita buat, itu orderan sudah menumpuk,” jelas Ferry.

Kini penjualan atribut partai (bendera) jelas terasa penurunannya. Terlihat banyaknya bal karung yang berisikan bendera dari berbagai partai politik belum laris terjual.

Baca Juga:

Prabowo Soal Program Makan Siang untuk Siswa: Kita Punya Modal, Harus Berani

atribut
Barang produksi menumpuk karena tak ada pembeli. (MP/Zulthan Vigilio)

“Tahun ini, penjualan tidak begitu laris. Pesanan paling besar pada bulan September lalu dari PDIP yang memesan sebanyak seratus ribu bendera. Setelah itu belum ada lagi yang pesan dengan jumlah banyak, paling hanya seribu bendera.” tuturnya.

Menurut Ferry, fenomena ini disebabkan oleh dua faktor, “Caleg-nya yang tidak mau loyal, atau kami kalah saing dengan toko online. Karena kita bisa lihat, jika toko online kalau jual barang harganya bisa sangat murah.”

Melihat suasana gedung Pasar Senen Jaya Blok III yang jauh dari kata sibuk, ada satu gerai percetakan yang riang gembira antusias menyambut datangnya tahun politik 2024.

“Saya tidak merasa sepi di tahun politik ini, walaupun memang penurunan terasa sejak Pemilu 2019. Namun, di tahun ini saya rasa masih banyak pesanan dari partai politik,” ungkap Haji Boy.

Dia merasa tidak terguncang karena memiliki relasi yang cukup kuat di dalam partai politik. “Di dunia percetakan ini, sangat penting relasi. Saya bisa terus dipercaya cetak ya karena saya kenal baik para pemimpin partai, akhirnya saya yang terus dipercaya.”

Boy juga membeberkan alasan pedagang lain sepi pengunjung. Hal ini bisa dipengaruhi juga dengan pemasaran yang minim dari pihak pengelola pasar.

“Waktu itu Blok III ini sempat kebakaran, jadi banyak toko yang pindah. Sejak kembali normal. Para pedagang kembali. Namun, pihak pengelola tidak memberikan papan reklame, jadi banyak yang tidak tahu,” jelasnya.

“Saya sendiri tidak pernah menganggap bahwa toko online jadi kompetitor. Saya rasa semua itu rezeki. Yang terutama saya sangat percaya diri dengan barang dagangan saya. Yang kualitasnya jauh (lebih baik) dari toko online dan para pelanggan setia saya tahu itu.” tegasnya. (zvw)

Baca Juga:

118 Ribu Tentara Disiapkan Jaga Pemilu 2024 hingga 2 Putaran

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan