Jay Subiyakto: Gejala Intoleransi Sudah Ada Sejak Dulu

Kamis, 27 Juli 2017 - Kapten

Jay Subiyakto kini kembali dengan karya besarnya di tahun 2017. Bukan video klip seperti biasanya, namun film dokumenter mengenai sejarah Pulau Banda. Film berjudul "Banda The Dark Forgotten Trail" ini sudah dipersiapkannya sejak dua tahun terakhir.

"Setahun sebelumnya saya ke Banda dengan Oscar Matulo dan dihubungi Lala untuk garap ini," ujar Jay usai rilis film dokumenter perdananya di Plaza Indonesia, Rabu (26/7). Lalu mengapa Pulau Banda yang dipilih untuk dibuatkan film dokumenternya? Jay pun menjawab, "Karena ternyata Banda Neira itu titik nol Indonesia ketika dikenal dunia—sebelum menjadi Indonesia."

Menurut Jay, di Pulau Bandalah awal mula kolonialisme dan perbudakan di Indonesia, bila didasari dari sejarah jalur rempah. Bahkan, ia juga mengatakan bahwa sejarah konflik agama di Pulau Banda bisa dikorelasikan dengan saat ini.

"Konflik agama yang terjadi di Banda masih ada hubungannya dengan yang terjadi sekarang, gejala intoleransi, Pancasila mau diotak-atik. Sementara Hatta dan Soekarno, mereka menciptakan Pancasila diinspirasi oleh Banda," imbuh Jay.

Film berjudul "Banda The Dark Forgotten Trail" ini rencanya akan diputar di sekolah-sekolah dan juga didistribusikan langsung ke Pulau Banda untuk ditonton generasi muda di sana. "Film ini saya buat untuk semua umur, semua kalangan," kata Jay.

"Dulu orang Banda dibilang sama orang Portugis itu kanibal, padahal mereka sudah berdagang dengan Cina, Arab, dan India. Itu yang saya mau bikin, karena sejarah itu enggak ada yang nyata. Saya mau orang yang nonton punya imajinasi sendiri karena film ini buat saya kerja kolektif," ucap sutradara yang sudah berkarier 17 tahun di dunia hiburan Indonesia ini. (Bing)

Baca juga berita terkait: Sutradara Film Dokumenter Ini Kritik Industri Film Indonesia.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan