Jangan Konsumsi Gula dan Karbohidrat Berlebihan, Ini Bahayanya untuk Otak
Senin, 10 Juni 2019 -
GULA dan karbohidrat olahan memiliki dampak buruk bagi otak. Bahkan menyebabkan masalah kesehatan mental jika dikonsumsi secara berlebihan.
Georgia Ede dari Diet Doctor, dilansir Medical Daily dari Antara, mengatakan karbohidrat olahan memiliki efek negatif pada senyawa yang memasuki otak. Zat ini dapat mengacaukan hormon-hormon tertentu dan memengaruhi suasana hati secara negatif.
1. Berpengaruh dari perubahan suasana hata hingga sulit konsenterasi

Ketika hormon insulin terpengaruh, hormon lain dalam tubuh juga bisa terpengaruh, termasuk hormon pengatur tekanan darah aldosteron, hormon seks estrogen dan hormon stres adrenalin dan kortisol.
Tingkat fluktuasi hormon-hormon tadi bisa menyebabkan banyak masalah dan kebanyakan mempengaruhi kesehatan mental, seperti perubahan suasana hati, serangan kecemasan, insomnia, lekas marah, dan kesulitan berkonsentrasi.
2. Mengancam kesehatan otak

Ketika kamu mengonsumsi terlalu banyak gula dan karbohidrat, kesehatan otak kamu terancam. Konsumsi berlebihan karbohidrat olahan sebenarnya meningkatkan oksidasi dan peradangan, dua penyebab dan gejala dari banyak penyakit, termasuk gangguan psikotik semisal skizofrenia dan gangguan bipolar.
Baca juga berita lainnya dalam artikel:
5 Menu Ketupat yang Paling Populer Dinikmati saat Lebaran
3. Solusi kesehatan dengan diet rendah karbohidrat dan ketogenik

Untuk itu, diet rendah karbohidrat dan ketogenik bisa menjadi pemacu kesehatan otak. Diet jenis ini bisa memberi otak energi melalui ketogenesis dan glukoneogenesis.
Selain iu, asupan rendah karbohidrat meningkatkan produksi keton tubuh yang dapat menyediakan hingga 70 persen dari kebutuhan energi otak.
4. Pasokan otak jika asupan karbohidrat rendah

Di sisi lain, glukoneogenesis memberi otak pasokan glukosa yang dibutuhkan bahkan jika asupan karbohidrat cukup rendah. Karena itu, ketika karbohidrat rendah, otak mendapatkan bahan bakarnya dari keton yang diproduksi melalui ketogenesis dan glukosa yang diproduksi di hati melalui glukoneogenesis. (*)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: