ISIS Raup Keuntungan Rp30 Miliar per Hari
Senin, 09 Maret 2015 -
MerahPutih Nasional - Sudah hampir sepekan publik dihebohkan dengan hilangnya 16 Warga Negara Indonesia (WNI) di Istanbul, Turki. Baik Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menduga kuat bahwa belasan WNI tersebut bukan menghilang, melainkan bergabung dengan gerakan radikal Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
Analis teroris Wawan Purwanto saat dihubungi Merahputih.com menjelaskan, bargabungnya WNI dengan gerakan Islam radikal ISIS tidak serta merta alasan ideologis dan keyakinan agama semata, melainkan ada juga motif ekonomi. (Baca Juga: Raja Abdullah Turut Serta Melawan Teroris)
Wawan menjelaskan, ISIS menawari gaji dalam jumlah besar kepada mereka yang bergabung dengan ISIS. Jumlah gaji yang ditawarkan ISIS sekitar Rp20 juta hingga Rp 140 juta, tergantung dengan tingkat kesulitan. ISIS bukan hanya memberikan gaji, melainkan juga kepada koki di dapur atau kepada pihak-pihak yang mau bekerja dan bergabung dalam perang yang mereka rancang.
Lantas dari manakah ISIS mendapat uang dalam jumlah besar untuk membiayai segala kegiatannya? Wawan Purwanto, tim ahli Badan Nasional Penaggulangan Teroris (BNPT) menjelaskan, ISIS adalah organisasi teroris terkaya di dunia. Untuk menjalankan organisasinya ISIS juga merampok dan menjarah bank-bank di Mosul.
"ISIS sudah menjarah puluhan miliar lebih dari bank sentral Mosul," kata Wawan saat dihubungi Merahputih.com, Senin (9/3). (Baca Juga: Obama Tak Sebut Yahudi sebagai Target ISIS?)
Beberapa waktu silam Bank Central di Mosul juga pernah melaporkan bahwa sekitar 400 US dolar juta dibawa kabur oleh kelompok ISIS. Sumber dana lain yang diperoleh ISIS ialah penguasaan ladang dan sumur minyak. Wawan mencatat setidaknya ISIS menguasai 7 hingga 11 ladang minyak di kawasan Irak dan Suriah. Dengan menguasai sumber keuangan tersebut, ISIS bisa membiayai gerakannya dengan leluasa.
"Dari jual minyak saja mereka meraup untung Rp30 miliar per hari," sambung Wawan. (Baca: Lampu Kuning Terorisme, Jokowi Minta Data Intelijen Diperkuat)
Beberapa waktu silan Wakil Pemimpin Departemen Keuangan Amerika Serikat urusan Terorisme dan Intelijen, David Cohen menjelaskan bahwa setiap harinya kelompok ISIS menjual sekitar 30 ribu barel minyak. Minyak tersebut dijual ke beberapa negara tetangga, semisal Yordania, Kurdistan dan Turki melalui perantara ilegal. Dalam sehari ISIS bisa meraup keuntungan 2 US dolar juta hingga 3 US dolar juta. (bhd)