Ini nih, Menu Sahur Sukarno dan Hatta Jelang Indonesia Merdeka
Rabu, 20 Maret 2024 -
MERAHPUTIH.COM - JARUM jam menunding angka tiga dini hari, 17 Agustus 1945, saat ketiga tokoh ‘golongan tua’ keluar ruangan. Sukarno, Hatta, dan Soebardjo baru beres merancang teks proklamasi. Secarik kertas berbubuh tulisan tangan Sukarno itu lantas diketik Sayuti Melik ditemani BM Diah di salah satu sudut kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, Jalan Meiji Dori (Kini, Jalan Imam Bonjol).
Selagi teks diketik, Sukarno, Hatta, dan Soebardjo singgah di meja makan rumah Maeda. Ketiganya menyempatkan menyantap sahur untuk pelaksanaan puasa hari kesembilan di bulan Ramadan 1366 H.
Baca juga:
MR.DIY dan Sisca Soewitomo Bagikan Ide Menu Sahur dan Berbuka Puasa
“Kami belum makan apa-apa sejak meninggalkan Rengasdengklok. Bulan itu bulan suci Ramadan dan waktu hampir habis untuk bersahur, makan terakhir sebelum sembahyang subuh,” kenang Soebardjo dalam otobiografinya bertajuk Kesadaran Nasional.
Tak banyak aneka makanan tersedia apalagi Maeda bukan muslim sehingga tak menyiapkan santap makan sahur. Namun, asisten Maeda, Nyonya Satsuki Mishima, berinisiatif membuatkan hidangan sahur untuk ketiganya.
"Karena pada waktu itu bulan puasa, saya memasakkan nasi goreng untuk makan sahur Sukarno, Hatta, dan Subardjo," kata Mishima seperti dilansir surat kabar harian POS KOTA ,18 Agustus 1985.
Makanan itu sangat berkesan bagi Sukarno. Selain menjadi menu favoritnya, nasi goreng juga disantap bersamaan dengan momen bersejarah paling dinantikannya. Tak hanya nasi goreng, Mishima juga menyajikan ikan sarden, telur, dan roti.
“Saya makan roti, telur, dan sarden, tetapi cukup mengenyangkan, setelah itu saya pamitan dan mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah,” kata Hatta pada Sekitar Proklamasi.
Selepas santap sahur, Sukarno dan Hatta kembali ke kediaman masing-masing mempersiapkan diri melaksanakan persiapan pelaksanaan proklamasi.(*)
Baca juga: