Ilmuwan Minta NASA Fokus pada Misi ke Uranus
Jumat, 22 April 2022 -
BADAN antariksa AS, NASA, harus memprioritaskan misi ke Uranus. Demikian diungkapkan panel ilmuwan yang berpengaruh. Para peneliti berpikir studi mendalam tentang Uranus dapat membantu mereka lebih memahami banyak objek berukuran sama dengan yang sekarang ditemukan di sekitar bintang lain.
'Ice giant' tersebut merupakan planet ketujuh dalam tata surya kita yang mengorbit Matahari 19 kali lebih jauh daripada Bumi. Planet ini hanya pernah dikunjungi satu kali dalam penerbangan singkat oleh misi Voyager-2 pada 1986.
Rekomendasi tersebut dibuat dalam dokumen yang diterbitkan National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine (NAS) di AS. Hal tersebut terungkap dalam 'survei dekade' dan dianggap komunitas riset Amerika sebagai pertanyaan besar dalam ilmu planet saat ini, serta menjadi misi luar angkasa yang diperlukan untuk menjawabnya.
BACA JUGA:
NASA secara luas mengikuti rekomendasi laporan Akademi Nasional sebelumnya. Survei dekade planet terakhir, yang diterbitkan pada 2011, memiliki dua prioritas utama misi: penjelajah Perseverance ke Mars untuk pengumpulan batu di permukaan 'Planet Merah'; dan misi Europa Clipper ke Jupiter dan Europa, bulannya. Misi tersebut sedang dipersiapkan untuk diluncurkan pada 2024 dengan menggunakan pesawat ruang angkasa Europa Clipper.

Para ilmuwan yang mempelajari planet luar di tata surya telah berkampanye untuk kunjungan kembali ke Uranus atau Neptunus sejak pertemuan Voyager-2 di akhir tahun 80-an. Kasus sains terus menguat selama tahun-tahun berikutnya.
Pertimbangan itu mengingat kisaran ukuran planet yang sekarang ditemukan di sekitar bintang lain yang didominasi dengan kisaran sekitar tiga dan empat kali lebar Bumi, seperti Uranus dan Neptunus. "Itu sebenarnya menimbulkan masalah bagi teori pembentukan planet," jelas Prof Leigh Fletcher, yang berkontribusi pada laporan tersebut.
"Kami memahami bagaimana sesuatu menjadi sebesar Jupiter. Kami memahami bagaimana sesuatu menjadi seukuran Bumi dan Venus. Namun di antaranya, di ukuran sedang seperti itu, kami tidak sepenuhnya memahami bagaimana dunia dapat mulai tumbuh dan tumbuh dan tidak terus menjadi seukuran Jupiter. Sebuah misi ke Uranus dapat membantu kita menjawabnya," kata ilmuwan dari Universitas Leicester, Inggris, kepada BBC News (20/4).
Ada peluang peluncuran yang menguntungkan pada 2031 dan 2032 yang akan memungkinkan pesawat ruang angkasa menggunakan katapel gravitasi di sekitar Jupiter untuk mempersingkat waktu jelajah ke Uranus menjadi 'hanya' 13 tahun. Pesawat ruang angkasa akan pergi ke orbit di sekitar planet, yang akan menghalangi pengamatan di Neptunus yang lebih jauh. Planet kedelapan dan terluar harus menunggu giliran.

Uranus merupakan keanehan jika dibandingkan dengan planet-planet lain di tata surya karena sumbu rotasinya hampir sejajar dengan bidang orbitnya mengelilingi Matahari. Itu seolah-olah membuatnya terlohat terlempar ke samping. Itu mungkin menjadi penjelasan. Para ilmuwan berspekulasi bahwa planet itu mengalami dampak besar dengan tubuh lain di awal sejarahnya.
Peneliti planet yang berbasis di Eropa, seperti Fletcher, berharap Badan Antariksa Eropa (Esa) dapat berkontribusi untuk misi semacam itu.
NASA dan Esa sering menjadi mitra, seperti dalam misi Cassini-Huygens ke Saturnus (2004-2017), tetapi prioritas dan siklus pendanaan mereka tidak selalu bertepatan. Bagi NASA, kecepatan penerapan rekomendasi tersebut akan bergantung pada komitmen keuangan lain.(aru)
BACA JUGA:
NASA Tingkatkan Detektor, Waspadai Asteroid Dekati Orbit Bumi