'Hidden Figures', Kisah Inspiratif tentang Kesempatan Perempuan untuk Bersinar

Jumat, 08 Maret 2019 - Ananda Dimas Prasetya

MARY Jackson berkata dalam film Hidden Figures, "Every time we get a chance to get ahead, they move the finish line. Every time."

Melalui kalimat itu, Mary ingin mengatakan bahwa banyak kaum minoritas seperti memiliki kulit berwarna atau menjadi seorang perempuan, tidak punya kesempatan yang sama dengan mereka yang berkulit putih dan terlahir sebagai laki-laki. Masih banyak ketidakadilan yang terjadi pada kaum perempuan hanya karena gender maupun ras mereka.

Dalam memperingati Hari Perempuan Internasional, film tersebut bisa jadi inspirasi buat kamu para perempuan untuk mengatasi diskriminasi gender.

Berikut ini beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang film Hidden Figures.

1. Hidden Figures Angkat Kiprah Perempuan di Dunia Laki-Laki

Hidden Figures, Kisah Inspiratif tentang Kesempatan Perempuan untuk Bersinar
Pembuktian kemampuan yang sama dengan laki-laki dan orang kulit putih (foto: imdb.com)


Hidden Figures menceritakan tentang tiga orang perempuan keturunan Afrika-Amerika yang berperan besar di balik penerbangan luar angkasa NASA pada 1960-an. Ketiga perempuan tersebut bisa membuat John Glenn menjadi manusia pertama yang mengelilingi orbit bumit sebanyak tiga kali. Mereka adalah Katherine Johnson, Dorothy Vaughan, dan Mary Jackson.

Namun saat itu, masyarakat Amerika masih sangat mendiskriminasi orang kulit hitam dengan menerapkan segregasi antara orang kulit putih dan hitam. Hal ini membuat ketiga perempuan tersebut mengalami banyak ketidakadilan karena status mereka sebagai kaum marginal.

Menjadi seorang perempuan sekaligus orang kulit hitam membuat mereka tidak dihargai dan tidak dipercayai untuk pekerjaan-pekerjaan besar. Padahal, kemampuan mereka bisa dikatakan lebih hebat dibandingkan laki-laki maupun orang kulit putih, tapi lagi-lagi diskriminasi tersebut terjadi karena warna kulit.

Walaupun sulit, Katherine tetap bekerja dengan sangat baik dalam melakukan perhitungan buat perjalanan luar angkasa. Mary berusaha keras menempuh pendidikan di sekolah orang kulit putih agar bisa menjadi insinyur NASA. Sementara Dorothy berusaha mendapatkan haknya dan menjadi supervisor kulit hitam pertama di NASA.

Pada akhirnya, semua kerja keras dan perjuangan mereka diakui dan membuktikan bahwa perempuan sekalipun bisa berhasil.

2. Hidden Figures Diangkat dari Buku

Hidden Figures, Kisah Inspiratif tentang Kesempatan Perempuan untuk Bersinar
Film diangkat dari buku nonfiksi karya Margot Lee Shetterly (foto: amsterdamnews.com)


Sebelum Hidden Figures tayang, banyak orang yang belum mendengar cerita ketiga perempuan hebat tersebut. Bahkan Janelle Monae dan Taraji P Henson yang berperan sebagai Mary Jackson dan Katherine Johnson dalam film ini belum pernah mendengar kisah ketiga perempuan tersebut.

Sebenarnya sebelum filmnya muncul, Hidden Figures sudah ada dalam bentuk buku berjudul sama karangan Margot Lee Shetterly. Ia mulai mengerjakan buku ini sejak 2010 dan baru menerbitkannya enam tahun kemudian.

Shetterly mendapatkan inspirasi untuk menulis buku ini dari cerita ayahnya. Kebetulan ayahnya bekerja di Langley, pusat riset NASA. Sejak tahun 1940an, NASA mulai memperkerjakan matematikawan orang kulit hitam yang disebut dengan "komputer". Tugas mereka adalah menghitung angka-angka dan memecahkan masalah perhitungan buat proyek NASA. Dari sanalah, Shetterly mendengar cerita tentang Katherine Johnson, Mary Jackson, dan Dorothy Vaughan.

Butuh enam tahun sampai ia bisa membuat buku Hidden Figures tersebut. Tidak sia-sia, tulisannya mampu mengungkapkan sosok-sosok di balik kesuksesan NASA dan mengubah pandangan orang tentang kesetaraan gender.

3. Diperankan Perempuan Kuat

Hidden Figures, Kisah Inspiratif tentang Kesempatan Perempuan untuk Bersinar
Henson, Spencer, dan Monae menyuarakan hak-hak wanita (foto: imdb.com)


Baik Taraji P Henson, Octavia Spencer, dan Janelle Monae punya segudang prestasi di dalam layar maupun di balik layar. Taraji P. Henson misalnya, dia pernah diragukan bisa sukses di Hollywood. Namun hal ini terbantahkan lewat perannya sebagai Cookie Lyon menjadikannya aktris terbaik di Crtics Choice Television Award pada 2015.

Setahun kemudian dia dinobatkan jadi salah satu orang paling berpengaruh oleh majalah Time. Tidak berhenti di sana, pada 2017, dia memenangkan SAG Award untuk perannya sebagai Katherine Johnson di Hidden Figures. Sampai saat ini pun dia masih berusaha membuktikan dirinya sebagai aktris yang baik dan sedang berjuang untuk mendapatkan gaji sesuai dengan aktris kulit putih lain.

Begitu pula dengan Octavia Spencer yang masih terus menyuarakan hak-hak perempuan dan kulit hitam. Ia bisa membuktikan bahwa perempuan terutama yang berkulit hitam juga punya kemampuan yang hebat. Spencer sudah tiga kali masuk dalam kategori Aktris Pendukung di Academy Awards dan pernah memenanginya sekali untuk perannya di film The Help.

Janelle Monae juga salah satu penyanyi sekaligus aktris yang berjuang keras dalam menyuarakan hak-hak perempuan. Ia menuntut kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Lewat penghargaan dan prestasinya, Monae membuktikan bahwa perempuan juga bisa sehebat laki-laki. (sam)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan