Haruskah Perempuan Menjadi Pemimpin?

Rabu, 27 September 2017 - Muchammad Yani

DI kehidupan perempuan memang terbilang lebih lemah dibandingkan pria. Gambaran ini sudah menjadi stereotip sejak dahulu. Dengan demikian peran pemimpin dianggap lebih pantas jika diberikan kepada pria daripada perempuan

Namun, akhir-akhir ini, fenomena tersebut seakan berbalik. Pasalnya sudah banyak para perempuan yangmenjadi pemimpin. Terlebih mereka menjadi CEO atau founder dari perusahaan startup yang kini menjamur.

Seperti perempuan yang satu ini Samsan Novia, CEO qubicle.id. Di zaman dengan persaingan bisnis ketat, Samsan berhasil menjadi seorang pemimpin perusahaan miliknya sendiri. Ia menepis pemikiran bahwa wanita tidak bisa menjadi pemimpin.

Akan tetapi, saat menjadi pembicara di seminar Indosat Ooredoo IdByte 2017 dengan topik "Girls in Tech", Samsan tidak berpendapat bahwa dengan adanya wanita sebagai pemimpin, bukan berarti untuk menindas kaum pria. Pria tetap menjadi pemimpin sejati.

"Sebagai wanita, saya seorang ibu punya anak satu. Sebenarnya gini, sekarang bukan kita ngerubah paradigma perenpuan jadi pemimpin. Tapi lebih ke role model. Menurut saya perempuan itu penting karena multitasking. Laki-laki pemimpin," paparnya di @america, Pacific Place Mall, Jakarta, Selasa (26/9).

Menurutnya wanita tidak seperti pria yang merupakan pemimpin seutuhnya. Hanya saja wanita harus bisa memerankan role model. Akan tetapi, seorang pria yang berjiwa pemimpin tetap membutuhkan wanita sebagai penduduk. Dengan kata lain, wanita tetap memiliki peran.

"Tapi tetap aaja jadi wanita itu perannya untuk mendukung pria agar menjadi lebih baik lagi," pungkasnya.

Peran wanita memang tetap tidak bisa digantikan. Dibalik pria hebat selalu ada wanita yang hebat pula. Meskipun tidak bisa memimpin, wanita tetap berperan untuk mendukung seorang pria agar bisa menjadi pemimpin yang baik. (*)

Selain artikel ini Anda juga bisa baca Indosat Ooredoo IdByte Resmi Di Buka

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan