Haruskah Menonton The Interview?
Senin, 29 Desember 2014 -
MerahPutih Hiburan - Jadi anda masih merasa ragu untuk menonton The Interview dan tidak mau bergantung pada satu review untuk memutuskan apakah film ini benar-benar layak untuk diunduh? Jangan khawatir, kami telah mengumpulkan beberapa review yang lebih menonjol untuk memberikan anda kepastian apakah film petualangan Franco dan Rogen ke Korea Utara layak ditonton.
Anda mungkin sudah memperkirakan bahwa film ini memiliki suguhan komedi yang apik, tapi jangan terlalu cepat untuk menilai. Anda mungkin menemukan beberapa alasan setelah membaca review berikut dan rela untuk keluar uang dan menonton The Interview.
- Blu-ray.com: Ini "bukan film yang berbahaya," melainkan "sesuatu yang konyol". Sementara itu film ini merupakan suguhan terbaik untuk waktu bersantai anda. Film ini seperti "layaknya tepi tajam dari sindiran" yang menjadi hantaman bagi Korea Utara.
- IGN: Film ini "sangat kekanak-kanakan" dan tidak akan menonjol sebagai salah satu "sindiran tajam politik" yang pernah anda lihat, melainkan "layak ditertawakan" jika anda suka Rogen dalam film seperti This Is The End.
- The Mary Sue: Film ini bersandar terlalu banyak pada premis humor. Film ini mengagumkan jika anda menonton The Interview "pada prinsipnya," (komedi) tapi film ini hanya "hanya sesekali lucu" dan tidak berbuat banyak untuk mengkritisi CIA, media, atau Korea Utara.
- Rolling Stone: Peter Travers menyatakan bahwa film ini "pembunuh kelucuan," dan anda "tidak dapat membantu mendukung (lawakan) itu" ketika leluconnya tidak berhasil. Travers tidak berpikir bahwa The Interview dapat "membawa beban" pemikiran politik untuk memperjuangkan kebebasan berbicara.
- The Verge: Film ini adalah "kaisar tanpa baju yang cocok dengan situasi," kata Emily Yoshida. Film ini tidak akan menjadi sangat fantastis. Cukup buruk untuk menjadi "self-parodi," dan juga buruk untuk kedua negara Asia ini, Jepang dan Korea Utara. Anda tidak akan tertarik untuk mempromosikan film ini setelah menontonnya.
- Time: Anda tidak harus mengharapkan "sindiran politik yang meyakinkan" dari film ini. Menjadi ironis ketika Korea Utara tidak suka film ini. Karakter simpati dari sang penguasa Kim Jong-un, membuat karakternya berada di antara "pesona dan ancaman."
- Variety: Jangan berharap kata-kata baik dari kontributor Variety Scott Foundas. Dia menyebut film ini sebagai "serangan teror" pada siapa pun yang bukan penggemar humor dan rasanya seperti konsep yang terbelakang.
- Wall Street Journal: Film ini berantakan setelah adegan pembuka. Sementara itu film ini membuat olok-olokan hampa ala Hollywood yang mencerminkan "sampahnya" budaya Amerika yang ternyata sindirannya potensial menjadi "lawakan asam."