Hadapi Bonus Demografi, Indonesia Kejar Target Turunkan Stunting

Rabu, 03 Maret 2021 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Pemerintah fokus menuntaskan stunting meski dihadapkan pada keterbatasan akibat pandemi COVID-19. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu kunci untuk mengentaskan kemiskinan.

Indonesia terus mendorong konvergensi program penurunan stunting dari pusat hingga tingkat desa, agar bisa menyasar sasaran program: rumah tangga 1.000 hari pertama kehidupan (1.000 HPK).

“Kami tidak akan setengah-setengah dalam menuntaskan persoalan ini. Segala daya upaya akan kami kerahkan untuk menurunkan angka stunting ke level 14 persen di tahun 2024 mendatang,"" ungkap Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden Suprayoga Hadi di Jakarta, Selasa (2/3).

Baca Juga:

Sering Dianggap Sama, Stunting dan Pendek Ternyata Berbeda


Suprayoga mengatakan, modal sumber daya manusia (human capital) merupakan elemen yang sangat krusial dalam pemerataan dan pertumbuhan ekonomi negara yang lebih besar. Kualitas sumber daya manusia yang terbangun dengan baik, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan dan daya saing sebuah negara.

Dalam forum yang dihadiri 79 negara tersebut itu Suprayoga menyebut, stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas, dampak kedepannya menghambat pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan di tingkat negara.

“Stunting harus segera diatasi. Apalagi mulai 2030 Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Jika tidak ditangani dengan baik, maka akan menjadi ancaman besar bagi bonus demografi tersebut. Indonesia harus bisa memanfaatkan sebaik-baiknya bonus demografi itu,” imbuhnya.

Keseriusan Indonesia dalam menuntaskan stunting ditunjukkan melalui komitmen pimpinan nasional yang telah menetapkan bahwa prevalensi stunting untuk dapat diturunkan dari 27,7 persen di tahun 2019 menjadi 14 persen di tahun 2024, yang didukung peningkatan alokasi pendanaan yang terdesentralisasi ke daerah dan desa.

Guru Mengajar. (Foto: Antara)
Guru Mengajar. (Foto: Antara)

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen mengatakan, Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat terkait pengembangan modal manusia, khususnya dalam penanganan stunting.

Bank Dunia, kata dia, mendukung Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Pencegahan Stunting di mana 23 Kementerian bekerja sama dalam melaksanakan berbagai program.

"Bank Dunia juga terus mendukung upaya Pemerintah dan masyarakat dalam memperkuat modal manusia Indonesia lebih lanjut," katanya. (*)

Baca Juga:

Cegah Stunting dengan Growthpedia

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan