Gina S Noer dan Kiki Ucup Curhat ke Ganjar Pranowo Soal Industri Kreatif

Sabtu, 02 September 2023 - Andreas Pranatalta

GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendengarkan keluh kesah para pelaku ekonomi kreatif Tanah Air dalam Road to IdeaFest 2023: Lead Talk di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat. Ganjar ditantang untuk memberi solusi atas insan kreatif yang merasa kehilangan figur ayah dari pemerintah alias fatherless.

Road to IdeaFest 2023: Lead Talk menghadirkan dua insan kreatif Tanah Air, yakni sutradara Gina S Noer dan founder Pestapora Festival Kiki Ucup. Diskusi bertajuk Toward the Future Indonesia as Epicenter of Intellectual Property and Creative Economy ini membahas peluang Indonesia dalam mengedepankan hak atas kekayaan intelektual (HaKI).

"Kita ada Bekraf, tapi tiba-tiba hilang. Ada tapi enggak ada bantuan pemerintahnya. Father issue, Pak, seperti anak-anak Indonesia lainnya. Mungkin ciri khas Indonesia itu fatherless, ya? Agak susah berharap sama pemerintah," kata Gina.



Baca juga:

Menpora Dito Bantah Berhubungan dan Kenal dengan Tersangka Korupsi BTS

Founder Pestapora Festival Kiki Ucup. (Foto: Merahputih.com/Andreas Pranatalta)

Menurut Gina, Indonesia tidak dilihat sebagai ekosistem. Padahal, Indonesia menjadi salah satu pasar film terbesar di dunia. Namun, ia menilai pihak asing melihat Indonesia hanya menjadi pasar untuk produk-produk film mereka.

"Ketika tadi bapak bilang 16,4 juta penonton dan Rp 100 miliar buat filmnya, itu enggak sampai ke filmmaker-nya, Pak. Sampainya ke yang membiayai. Kalau menurut bapak dibagi-bagi buat filmmaker-nya, itu tuh asosiasi penulis sama aktor enggak akan protes dan enggak akan lagi demo 100 hari," kata Gina.

Gina mengatakan kolaborasi erat antara pemerintah dan swasta bisa berdampak besar bagi industri kreatif.

Hal serupa juga disampaikan oleh Kiki Ucup. Sebagai pelaku seni pertunjukan, pihaknya bahkan baru mengetahui soal hak kekayaan intelektual dua atau tiga tahun belakangan. Menurutnya, kehadiran pemerintah hanya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan tertenu.

"Yang kita tahu, kita bikin satu event dan ternyata oh ternyata ini tuh IP ya. Jauh banget untuk sampai ke bisnis yang melihatnya sampai berapa tahun ke depan. Dari tahun ke tahun juga kebijakannya berubah, peraturannya berubah, bahkan sampai sekarang kita, mungkin ya, biaya perizinan dari tahun ke tahun berapa enggak tahu berapa," kata Kiki.

Baca juga:

IdeaFest 2023 akan Hadirkan Lebih dari 200 Pembicara Kreatif

Ganjar memberikan beberapa saran untuk industri kreatif Tanah Air. (Foto: Merahputih.com/Andreas Pranatalta)


Menjawab hal tersebut, Ganjar pun menekankan pentingnya tiga aspek dalam industri kreatif, yakni kolaborasi, edukasi, dan investasi. Di sektor kolaborasi, Ganjar menekankan penting dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Caranya dengan menyekolahkan pelaku ekonomi kreatif ke luar negeri atau mengundang hali dari luar negeri berbagi ilmu di Indonesia.

Untuk edukasi, Ganjar menyoroti soal kesadaran publik untuk membayar royalti. Penegakan hukum pelanggaran hak cipta juga harus dipertegas agar memberikan efek jera.

"Untuk investasi, seberapa besar negara mau terlibat. Saya ngobrol-ngobrol sama Menlu dan teman-temanDubes, 'Udah Dubes itu jadi satu sales untuk menjual produk Indonesia.' Dua, jadi makelar, dan tiga jadi biro jasa untuk membantu siapa pun yang akan berkarya di luar," kata Ganjar.

Ganjar juga menekankan agar perlunya kemudahan perizinan terkait penyelenggaraan. Ia juga menyarankan membuat program pencarian bakat bagi pelaku industri kreatif di Indonesia untuk punya bakat yang mendunia.

Usulan lainnya adalah pembentukan program bagi seniman yang salah satu tugasnya menjadi duta memperkenalkan industri ekonomi kreaetif Indonesia ke mata dunia.

"Banyak seniman kita hebat sekelas dunia. Kita bisa berkolaborasi menyampaikan pesan tentang Indonesia keluar," tutupnya. (and)

Baca juga:

Semangat Kolaborasi dalam IdeaFest 2022

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan