General Motors Janji Tak Akan Tinggalkan Mesin Bensin

Selasa, 22 November 2022 - Andrew Francois

GENERAL Motors adalah salah satu pembuat mobil yang memiliki strategi EV paling ambisius. Pabrikan itu ingin mengalahkan Tesla dalam permainannya sendiri pada pertengahan dekade ini, tetapi tampaknya, itu tidak berarti GM akan sepenuhnya beralih ke mobil listrik.

Faktanya, seorang eksekutif perusahaan saat ini mengonfirmasi bahwa mesin bensin konvensional akan tetap ada untuk tahun-tahun mendatang dan GM akan terus mengandalkan layanannya, seperti yang dilaporkan laman Motor1, Senin (21/11).

Presiden GM Mark Reuss baru-baru ini diwawancara Fox Business, mengatakan bahwa General Motors belum siap untuk meninggalkan segmen arus utama kendaraan konvensional. Yakni model dengan tenaga pembakaran yang masih mendominasi penjualan.

Baca juga:

GM dan Honda Kembangkan Kendaraan Listrik Terjangkau

Mobil bermesin bensin masih akan tetap dipertahankan GM. (GM)

"Zaman mesin bensin belum berakhir. Kami tidak akan meninggalkan segmen mesin pembakaran internal kami. Kami mendominasi truk dengan GMC dan Chevrolet. Kami memilikinya di truk ukuran sedang, truk ukuran penuh, dan seterusnya," kata Reuss.

Pernyataan Reuss sejatinya tidak terlalu mengejutkan, sebab yang diungkapkannya adalah fakta, bahwa mobil dengan mesin pembakaran konvensional masih merajai pasar hingga saat ini. Meski kendaraan listrik memang mengalami peningkatan pesat, namun belum cukup untuk menggeser mobil bermesin bensin dari takhtanya di pasar otomotif.

Semakin banyak pembuat mobil memperkuat portofolio mobil bertenaga bensin mereka untuk terus menghasilkan uang dan mulai berinvestasi pada kendaraan listrik. Dalam kasus GM, perusahaan ingin menggelontorkan dana sekitar USD 35 miliar (Rp 550 triliun) ke dalam teknologi kendaraan listrik dan swakemudi pada pertengahan dekade ini.

Baca juga:

GM Siapkan Chevrolet Corvette Listrik Tahun Depan

Penjualan mobil listrik belum bisa saingi penjualan mobil bensin. (GM)

Pada bulan Februari tahun ini, CEO Mary Barra menyatakan General Motors memiliki rencana untuk mengirimkan sekitar 400 ribu kendaraan listrik di Amerika Utara hingga tahun 2023, dan hingga satu juta EV di wilayah tersebut hingga tahun 2025.

Namun, industri otomotif yang berubah dengan cepat memaksa GM untuk mengubahnya perencanaan. Setelah pengumuman pendapatan Q3 2022 pada 25 Oktober, Barra mengubah garis waktu menjadi paruh pertama tahun 2024, atau enam bulan lebih lambat dari yang direncanakan semula untuk tujuan pertama.

Reuss menambahkan bahwa meski kendaraan listrik terus bertumbuh hingga saat ini. Namun kebanyakan pabrikan belum bisa mengambil untung dari penjualan mobil listrik. Peralihan teknologi itu membuat perusahaan justru harus menggelontorkan miliaran dolar. (waf)

Baca juga:

GM Bangun Mobil Tanpa Supir, Tanpa Pedal dan Tanpa Setir

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan