Survei JRC Sebut Elektabilitas Prabowo-Gibran Capai 52,4 persen

Senin, 05 Februari 2024 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Hasil Survei Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan, elektabilitas pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mencapai 52,4 persen jelang Pilpres 2024 pada 14 Februari mendatang.

Kemudian, posisi kedua diisi oleh pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), dengan elektabilitas 21,2 persen. Persentase itu terpaut tipis dari pasangan Capres-Cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 20,1 persen.

Baca juga:

Prabowo Ucapkan Terima Kasih untuk Megawati dan Jokowi saat Tutup Debat

Ketiga Calon Presiden RI, Anis Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, saat mengikuti debat kelima Pilpres 2024
Ketiga Calon Presiden RI, Anis Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, saat mengikuti debat kelima Pilpres 2024. Foto: ANTARA/M Riezko Bima Elko P
>Melihat sisa waktu yang makin sempit dan selisih elektabilitas saat ini, duet Prabowo-Gibran diprediksi akan memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.

"Elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran menembus 52,4 persen, jauh mengungguli AMIN dan Ganjar-Mahfud yang keduanya masih bersaing ketat," kata Direktur Komunikasi JRC, Alfian P, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (5/2).

Alfian menjelaskan, Prabowo-Gibran menikmati tren kenaikan elektabilitas, di mana dua pasangan lainnya sedang mengalami fluktuasi. Pada September 2023, sebelum pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum, elektabilitas Prabowo masih tertinggal dari Ganjar dalam simulasi tanpa Cawapres.

Saat dipasangkan dengan Gibran, elektabilitas pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu melambung, kemudian terus bergerak mencapai lebih dari 50 persen saat pergantian tahun.

"Majunya Gibran yang merupakan putera Presiden Jokowi menjadi game changer," ucapnya.

Tampilnya Gibran dalam Pilpres 2024 semakin memperkuat arah dukungan Jokowi terhadap Prabowo. Hal itu juga sekaligus menggeser elektabilitas Ganjar-Mahfud yang diusung koalisi PDIP.

"Perpecahan antara Jokowi dan elite PDIP makin dalam setelah Gibran maju sebagai pasangan Cawapres Prabowo," ucap Alfian.

Baca juga:

Hak Kebutuhan Dasar Individu Luput Dari Pembahasan di Debat Capres Penutup

Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, saat penutupan Debat Kelima Capres Pemilu 2024
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, saat penutupan Debat Kelima Capres Pemilu 2024. Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
>Kritik dan serangan yang dilancarkan oleh kubu lawan pun tidak berdampak besar terhadap elektabilitas Prabowo-Gibran.

"Dengan berbalik-nya situasi dari semula Ganjar memimpin kini justru jauh tertinggal dari Prabowo, kubu 3 mewacanakan untuk menggalang aliansi dengan kubu 1 dalam upaya mendorong agar Pilpres bisa berlangsung dalam dua putaran," jelas Alfian.

Alih-alih menjatuhkan elektabilitas, justru dukungan terhadap pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2 itu semakin meningkat.

"Prabowo-Gibran yang menampilkan diri paling siap melanjutkan program Jokowi berkorelasi dengan tingginya tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi," tuturnya.

Pecah kongsi antara Jokowi dan PDIP juga semakin merugikan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 3. Sebab, Prabowo-Gibran mendapat limpahan dukungan dan sumber daya dari kekuasaan.

"Meskipun aspek netralitas terus ditekankan, kandidat yang didukung petahana selalu dalam posisi diuntungkan," ujarnya.

Kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran juga banyak disumbang dari migrasi pemilih nasionalis yang mengkhawatirkan kemungkinan aliansi antara 3 dengan 1. Jika tidak ada perubahan, maka Prabowo-Gibran diperkirakan bakal memenangkan Pilpres 2024 hanya dalam satu putaran saja.

"Pasangan nomor urut 2 berpeluang menambah elektabilitas dari swing voters, trennya terus menurun hingga tersisa 6,3 persen yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab," tutur Alfian.

Survei Jakarta Research Center (JRC) dilakukan secara tatap muka pada 25-31 Januari 2024. Lalu, survei tersebut dilakukan kepada 1.200 responden yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (*)

Baca juga:

Akhir Debat Pamungkas, Prabowo Minta Maaf ke Anies-Imin dan Ganjar-Mahfud

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan